Info Event – Hanya tiga dari sepuluh perusahaan yang berhasil mengeksekusi rencana kerjanya. Mayoritas perusahaan mengalami hambatan dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM). Fakta ini menjadi sorotan utama dalam Indonesia Human Capital Beyond Summit (IHCBS) 2025 yang digelar Qubisa di ICE - BSD, Tangerang Selatan pada 2–3 September.
Konferensi dua hari ini menghadirkan Menteri Ketenagakerjaan Yassierli, Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno, serta Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi Rini Widyanto. CEO One GML sekaligus Founder Qubisa, Suwardi Luis, mengatakan lemahnya pengelolaan SDM dan disrupsi kecerdasan buatan (AI) sebagai hambatan utama kinerja organisasi.
Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK) menekankan pentingnya menyiapkan Indonesia Emas 2045 melalui pembangunan SDM yang kompeten. GNIK yang berdiri sejak 2018, kini memiliki 42 area director di seluruh Indonesia. Organisasi ini mendorong Blueprint Roadmap Menuju Indonesia Kompeten 2030 dengan program pengembangan talenta muda, pemberdayaan UKM, upskilling ASN, hingga program kepemimpinan bagi generasi baru.
“Kami ingin memberi akses pengembangan kompetensi yang selama ini masih kurang, termasuk bagi mahasiswa agar siap kerja maupun berwirausaha,” kata Direktur Eksekutif Director GNIK Dharma Syahputra.
Di sesi talkshow, CEO KTM Solutions Najeela Shihab menekankan hubungan erat antara pengembangan SDM dan keberlanjutan bisnis. “Saat manusia berkembang, aspek lain dalam organisasi ikut berkembang. Begitu juga sebaliknya,” ujarnya. Dia juga menyoroti pemanfaatan wawancara berbasis AIsebagai salah satu implementasi kecerdasan buatan di dunia SDM.
Rektor Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Andrey Andoko, menilai dosen harus mengadopsi AI secara menyeluruh dalam pembelajaran. Namun, ia menekankan pentingnya mengajarkan mahasiswa keterampilan di luar jangkauan mesin, seperti berpikir analitis, pemecahan masalah, kreativitas, dan inovasi.
Iklan
“Magang dan proyek berbasis masyarakat adalah cara efektif menyiapkan mahasiswa menghadapi tantangan nyata,” katanya. Lulusan UMN tidak hanya diarahkan mencari kerja, tapi juga memiliki mindset kewirausahaan agar mampu membuka lapangan kerja baru.
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli di hari kedua menyatakan perlunya pergeseran paradigma dari era human resource dan human capital menjadi human potential. “Karena pegawai bukan sekadar workforce, melainkan manusia yang harus dikembangkan,” ujarnya.
Di sesi SEO TalkShow, CEO Kopi Kenangan, Edward Tirtanata berbagi strategi retensi karyawan. Menurutnya pemberian stock option bagi Manajer Area efektif menumbuhkan rasa kepemilikan. “Mereka jadi punya sense of ownership. Bahkan banyak yang berinisiatif membuka cabang baru tanpa diminta,” katanya.
Beragam pandangan dari pemerintah, akademisi, hingga pelaku bisnis, IHCBS 2025 menegaskan pengembangan manusia menjadi kunci utama menghadapi disrupsi teknologi sekaligus menyiapkan SDM Indonesia menuju 2045. (*)