Ini Pemerintah Daerah yang Kirim Anak Nakal ke Barak Militer

4 hours ago 1

GUBERNUR Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan pendidikan karakter ala militer untuk siswa bermasalah dengan melibatkan TNI-Polri sudah dimulai. Dedi menyampaikan hal itu setelah memimpin apel Hari Pendidikan Nasional Tingkat Provinsi Jawa Barat di Lapangan Kujang Rindam III/Siliwangi, Bandung, Jumat, 2 Mei 2025. Pendidikan tersebut dilaksanakan di dua tempat, yaitu Kabupaten Purwakarta dan Kota Bandung.

Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Wahyu Yudhayana membenarkan adanya kerja sama dengan Pemprov Jabar berkaitan dengan pembinaan anak-anak. Program itu bernama Pendidikan Karakter, Disiplin, dan Bela Negara Kekhususan.

Wahyu mengatakan program itu dilaksanakan di dua tempat, yaitu di Depo Pendidikan (Dodik) Bela Negara Rindam III/Siliwangi di Bandung dan di Markas Resimen Artileri Medan (Menarmed) 1 Kostrad di Purwakarta. “Keduanya di-launching bersamaan pada hari ini, bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2025,” kata Wahyu di Jakarta pada Jumat, 2 Mei 2025, seperti dikutip dari Antara.

Dia menyebutkan sekitar 80 siswa menjalani pendidikan di Rindam III/Siliwangi, sedangkan yang menjalani pendidikan di Resimen Armed 1 Purwakarta terdaftar 40 siswa. Para siswa didaftarkan oleh orang tuanya yang meneken perjanjian tertulis bahwa anaknya bersedia menjalani program itu secara sukarela.

Namun tidak cuma Pemprov Jawa Barat yang mengirim siswa yang dianggap bermasalah ke barak militer. Beberapa daerah daerah lain juga menjalankan program serupa.

Singkawang Jaring Pelaku Balap Liar Ikut Pembekalan Bela Negara

Pemerintah Kota Singkawang, Kalimantan Barat, menjaring para pelaku balap liar yang meresahkan masyarakat untuk mengikuti pembekalan bela negara di Rindam XII/Tanjungpura.

“Pembekalan ini diberikan untuk mereka yang telah diamankan oleh Satuan Lalu Lintas Polres Singkawang beberapa hari lalu. Mereka dipastikan akan mengikuti program pembekalan bela negara di Rindam XII Tanjungpura,” kata Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie di Singkawang pada Sabtu, 3 Mei 2025.

Dia mengatakan para remaja tersebut akan mengikuti pembinaan yang dipandu oleh TNI, Polres, dan Pemkot Singkawang. Program ini, kata dia, bukan untuk memberikan latihan militer, melainkan membentuk disiplin dan perubahan pola pikir bagi para pelaku balap liar. “Anak-anak ini nantinya tinggal di Camp Rindam selama menjalani program pembekalan bela negara,” ujarnya.

Menurut dia, perlakuan antara mereka yang masih sekolah dan tidak sekolah akan berbeda. “Intinya, mereka harus merasakan kedisiplinan, seperti bangun pagi dan belajar bertanggung jawab atas dirinya sendiri,” ungkapnya.

Adapun Komandan Rindam XII/Tanjungpura Kolonel Inf Aliyatin Mahmudi menyatakan siap mendukung program tersebut. Dia mengatakan para pelaku balap liar ini adalah aset bangsa yang perlu diarahkan agar tidak salah jalan.

“Mereka ini sebenarnya hanya ingin menunjukkan jati diri, tapi arahnya salah. Tugas kami membina mereka agar memiliki pemahaman baru tentang disiplin, tanggung jawab, dan mencintai diri, keluarga, serta Kota Singkawang,” katanya.

Dia memastikan pembekalan yang diberikan tidak berupa latihan militer, melainkan pembinaan karakter agar anak-anak tersebut menjadi pribadi yang lebih baik.

Pekan Ini, Pemkab Cianjur Antar Siswa Bermasalah ke Barak

Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mulai menerapkan pembinaan di barak bagi siswa yang dianggap bermasalah atau nakal dengan pendekatan pendidikan bela negara bekerja sama dengan Kodim 0608 Cianjur.

Bupati Cianjur Mohamad Wahyu Ferdian mengatakan pihaknya sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Kodim 0608 Cianjur dan Yonif Raider 300/Brajawijaya untuk pelaksanaan program itu. Pihaknya juga melibatkan Polri dan Badan Narkotika Nasional (BNN).

“Langkah tersebut merupakan bagian dari komitmen kami memperbaiki kualitas generasi muda Cianjur. Mereka yang dianggap bermasalah atau nakal seperti terlibat tawuran, mabuk-mabukan, hingga penyimpangan seksual akan mendapat pembinaan di barak,” kata dia pada Jumat, 2 Mei 2025.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur Ruhli Solehudin menilai program pembinaan di barak militer dapat menekan kasus kenakalan siswa atau siswa bermasalah yang marak terjadi di Cianjur, terutama tawuran dan kenakalan lainnya.

Dia berharap program itu dapat menjadi pelajaran bagi siswa bermasalah sehingga tidak lagi mengulangi kesalahan. “Pembinaan siswa bermasalah di barak militer dapat menjadi senjata pamungkas untuk menekan kenakalan pelajar atau siswa di Cianjur,” ujarnya pada Ahad, 4 Mei 2025.

Ruhli menjelaskan siswa yang bermasalah akan langsung dijemput dan diantar ke barak militer guna mendapat pembinaan budi pekerti dan kedisiplinan dari petugas khusus yang disiapkan TNI. Siswa yang mengikuti program tersebut berasal dari jenjang pendidikan SMP hingga SMA/SMK sederajat.

Pihaknya berharap tidak ada lagi siswa di Cianjur yang terlibat tawuran atau kenakalan lainnya karena mereka akan mendapat pembinaan di barak militer maksimal selama dua bulan agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.

“Untuk siswa yang terlibat tawuran akan langsung dijemput guna mendapat pembinaan, termasuk kenakalan yang dinilai cukup rawan seperti terlibat dalam aksi kekerasan jalanan atau gerombolan bermotor. Pekan depan sudah berjalan, sehingga siswa bermasalah akan langsung mendapat pembinaan,” katanya.

Purwakarta Mulai Terapkan Pendidikan Semimiliter untuk Pelajar

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, mulai menerapkan pembinaan karakter melalui pendidikan semimiliter untuk para pelajar di Markas TNI Resimen Armed 1/Sthira Yudha/1 Kostrad di Jalan Raya Sadang-Subang, Purwakarta.

“Hari ini, kita mulai pendidikan semimiliter sebagai bagian dari pelaksanaan kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi,” kata Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein di Purwakarta pada Kamis, 1 Mei 2025.

Dia menyebutkan pendidikan semimiliter untuk para pelajar itu diterapkan paling cepat selama enam bulan dan paling lama satu tahun. “Semoga, dengan pendidikan militer ini, para siswa bisa mengubah kebiasaan buruk menjadi berperilaku baik. Dan menghormati orang tuanya, tidak melawan dan tidak nakal lagi,” ujarnya.

Dalam pelaksanaannya, kata dia, masing-masing pelajar dibawa ke markas TNI dengan ditemani orang tuanya.

Kepala Dinas Pendidikan Purwakarta Purwanto mengatakan, pada tahap awal, program pembinaan atau pendidikan semimiliter ini diikuti sekitar 30-40 pelajar. “Mereka dibina langsung oleh anggota TNI dari Resimen Armed,” katanya.

Dia menuturkan kegiatan itu terlaksana atas kesepakatan antara Dinas Pendidikan Purwakarta, Kantor Cabang Dinas Wilayah IV Dinas Pendidikan Jawa Barat, Kementerian Agama, hingga Dewan Pendidikan.

Menurut dia, semua pihak sepakat dan sepaham pendekatan militer diperlukan untuk menanamkan kembali nilai-nilai disiplin di kalangan pelajar. Termasuk menanamkan rasa tanggung jawab dan nasionalisme yang dinilai mulai luntur di kalangan generasi muda.

Ahmad Fikri dan Antara berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan editor: Ketika Mutasi Perwira TNI Terpengaruh Politik Praktis

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |