Kapel Sistina Bersiap Jadi Tuan Rumah Konklaf Paus Baru pada 7 Mei

4 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Kantor Pers Takhta Suci merilis gambar dan video Kapel Sistina pada akhir pekan untuk persiapan konklaf pemilihan paus baru yang dimulai pada Rabu 7 Mei 2025.

Seperti dilansir Vatican News, pemadam kebakaran Vatikan terlihat di atas atap Kapel Sistina pada Jumat untuk memasang cerobong asap. Cerobong asap ini akan mengeluarkan asap hitam jika setidaknya 89 Kardinal belum menyetujui Paus berikutnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Asap putih diperkirakan menandakan bahwa 133 Kardinal elektor telah memutuskan orang yang akan memimpin Gereja Katolik di masa depan.

Para Kardinal elektor akan memulai proses pemilihan pada 7 Mei di Basilika Santo Petrus pukul 10:00 pagi dengan Misa nazar pra-konklaf Pro Eligendo Romano Pontifice. Mereka berdoa memohon bimbingan Roh Kudus saat memilih Paus baru.

Pada pukul 16:30 sore hari yang sama, 133 Kardinal elektor akan berkumpul di Kapel Paulus untuk berdoa Litani Para Kudus, sebelum berprosesi menuju Kapel Sistina di dekatnya.

Setelah prosesi, para Kardinal bersumpah untuk setia memenuhi Munus Petrinum sebagai Gembala Gereja Universal, jika mereka terpilih.

Sumpah tersebut juga mengikat para Kardinal yang terpilih untuk merahasiakan semua detail seputar pemilihan Paus baru, sambil berjanji untuk menolak segala upaya dari luar untuk memengaruhi pemilihan.

Pemimpin Upacara Liturgi Kepausan kemudian mengumumkan 'extra omnes', memerintahkan semua orang yang tidak terlibat dalam konklaf untuk meninggalkan Kapel Sistina.

Selanjutnya, Kardinal Raniero Cantalamessa, Pendeta Emeritus Rumah Tangga Kepausan, akan menyampaikan meditasi kedua kepada para Kardinal elektor, di hadapan Pemimpin Upacara Liturgi.

Setelah itu, baik Kardinal yang berusia 90 tahun maupun Pemimpin Upacara Liturgi meninggalkan Kapel Sistina dan pemungutan suara dimulai.

Pemungutan suara pertama akan dilakukan pada Rabu, 7 Mei, di malam hari. Selama beberapa hari berikutnya, para Kardinal elektor akan memberikan suara empat kali sehari, dua kali di pagi hari dan dua kali di sore hari.

Semua surat suara dibakar setelahnya, dan asap akan mengepul dari cerobong asap yang mungkin paling terkenal untuk memberi tahu dunia apakah Paus baru telah terpilih.

Pemilihan Paus baru terjadi lebih dari sepekan setelah Paus Fransiskus wafat pada Senin, 21 April 2025, di kediamannya di Casa Santa Marta, Vatikan.

Pada pukul 09.45, Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo Kamar Apostolik, mengumumkan wafatnya Paus Fransiskus yang berusia 88 tahun dari Casa Santa Marta.

"Saudara-saudari terkasih, dengan dukacita yang mendalam saya harus mengumumkan wafatnya Bapa Suci kita, Fransiskus. Pada pukul 7.35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya dibaktikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya," ujar Kardinal Farell dilansir dari situs Vatikan, Senin, 21 April 2025.

Paus bernama asli Jorge Mario Bergoglio itu wafat setelah pulang dari rumah sakit. Ia dirawat di Rumah Sakit Poliklinik Agostino Gemelli pada Jumat, 14 Februari 2025, setelah menderita bronkitis selama beberapa hari.

Situasi klinis Paus Fransiskus berangsur-angsur memburuk. Dokter mendiagnosis Paus Fransiskus terkena pneumonia ganda pada Selasa, 18 Februari 2025. Setelah 38 hari di rumah sakit, mendiang Paus kembali ke kediamannya di Vatikan di Casa Santa Marta untuk pemulihan.

Dilansir dari CBS News, upacara pemakaman Paus Fransiskus berlangsung di Vatikan pukul 10.00 waktu setempat atau pukul 15.00 waktu Indonesia barat. Sekitar 250 ribu orang berkumpul di Lapangan Santo Petrus.

Adapun sekitar 150.000 orang lainnya berbaris di pinggir jalan rute sepanjang 6 kilometer dari Kota Vatikan melalui Roma menuju tempat peristirahatan terakhirnya.
Ada tepuk tangan ringan dan beberapa orang menangis sambil melambaikan tangan ke arah mobil jenazah. Banyak yang mengangkat telepon genggam mereka, diikuti dengan keheningan.

Semasa hidupnya, Paus Fransiskus menjadi sosok yang banyak memberikan teladan yang tak terbatas bagi umat Katolik, namun juga seluruh umat manusia.
Paus Fransiskus dikenal dengan perjuangannya dan mendukung perdamaian, termasuk perang di Gaza. 

Savero Aristia Wienanto turut berkontribusi dalam artikel ini.

Pilihan Editor: Kardinal Suharyo Pimpin Misa di Vatikan saat Bersiap Ikut Konklaf

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |