Info Event-Di tahun kedua INSTAR (Indeks Integrasi Bisnis Lestari), pihak penyelenggara melakukan penilaian tahap pertama terhadap 900 perusahaan. Rinciannya terdiri atas 884 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) per Februari 2024 dan 16 BUMN di luar daftar BEI. Setelah penilaian tahap pertama berakhir dari Agustus hingga awal Oktober diputuskan hanya 479 perusahaan yang memenuhi standar dan lolos tahap verifikasi.
Adapun penilaian INSTAR tahap pertama mencakup pemeriksaan sejumlah dokumen resmi perusahaan—seperti Laporan Tahunan, Laporan Keberlanjutan, Pedoman Perilaku, dan Pedoman Etika. Ada 42 indikator yang dinilai mencakup tiga aspek ESG (environmental, social, dan governance) yakni bisnis berintegritas, lingkungan hidup serta sosial dan hak asasi manusia,
Dibanding INSTAR tahun lalu yang diikuti 100 perusahaan, INSTAR 2025 menilai 900 perusahaan. Banyaknya jumlah perusahaan yang dinilai di tahap verifikasi menjadi tantangan tersendiri bagi pihak penyelenggara yang terdiri dari Tempo Data Science, Transparency International Indonesia (TII) dan Institute for Strategic Initiatives (ISI). Untuk membantu penilaian di tahap verifikasi, penyelenggara menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI).
“Karena penyelenggaran award ESG sudah banyak, tahun ini kami ingin membuat sesuatu yang sustainable. Untuk itu pihak ISI menawarkan tools AI yang bisa membuat proses audit INSTAR lebih luas, lebih ekspansif dan lebih dalam,” ujar CEO Tempo Digital Wahyu Dhyatmika.
Sekjen TII Danang Widoyoko menambahkan, pihak penyelenggara tidak hanya mengandalkan kecerdasan buatan karena mesin AI hanya membaca data-data yang terpublikasi sedangkan verifikasi data lanjutan tetap dilakukan secara manual. “Kami menggunakan beberapa platform untuk penilaian. Karena kami tidak percaya sepenuhnya pada AI, maka diperlukan cross check yang membutuhkan waktu lama agar hasilnya tidak melenceng,” katanya.
Iklan
Ketiga lembaga penyelenggara INSTAR yakni Tempo, TII dan ISI dikenal memiliki rekam jejak yang baik di bidangnya masing-masing. Pada INSTAR 2024, penyelenggara hanya menilai tiga aspek ESG yakni antikorupsi, lingkungan dan dampak sosial. Sedangkan pada INSTAR 2025, penyelenggara menambahkan satu aspek lagi yakni analisis ketahanan korporasi. Ini adalah analisis laporan keuangan untuk mengidentifikasi potensi manipulasi dan fraud di balik tingginya peringkat ESG.
Sebagai inisiatif bersama, INSTAR mengukur komitmen dan praktik keberlanjutan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Tahun lalu ada satu perusahaan publik yang menolak untuk dinilai di tahap awal. Namun bagi penyelenggara INSTAR, semua perusahaan publik yang terdaftar di BEI wajib dinilai. “Secara proses ada independensi tapi di saat yang sama kami terbuka jika perusahaan beranggapan ada perbedaan penilaian atau perhitungan,” ujar Danang Widoyoko.
Saat ini INSTAR memasuki proses verifikasi yang berlangsung dari Oktober hingga awal Desember 2025. Verifikasi terdiri dari dua bagian yang dilakukan oleh dua tim berbeda. Pada verifikasi pertama, Tim ISI akan melakukan media monitoring dan analisis ketahanan korporasi, yang membutuhkan waktu satu hari kerja untuk setiap perusahaan. Pada verifikasi kedua, Tim TII akan menangani proses umpan balik (feedback) jika perusahaan mengajukan sanggahan terhadap hasil penilaian awal.
Nantinya perusahaan yang berhasil mencapai nilai ambang batas di tahap verifikasi berhak mendapatkan pengakuan sebagai INSTAR Verified Company 2025. Badge INSTAR ini adalah simbol komitmen nyata terhadap integritas, keberlanjutan, dan tanggung jawab sosial.(*)


















































