Konsumen Meikarta Mendatangi DPR, Cerita Gagal Dapat Apartemen hingga Diintimidasi

4 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Rumondang Yunita Sinaga, konsumen apartemen Meikarta, harus mengubur mimpinya delapan tahun lalu. Pada 2017 silam, perempuan 60 tahun itu bersama suaminya ingin pensiun dengan berinvestasi di sektor perumahan. Caranya dengan menyewakan dua unit apartemen Meikarta yang ia beli.

Namun impiannya pupus karena hingga kini apartemen di kawasan Cikarang, Jawa Barat, itu belum juga berbentuk. "Ternyata delapan tahun mangkrak,” kata perempuan asal Cinere, Jawa Barat, itu kepada anggota Badan Aspirasi Masyarakat Dewan Perwakilan Rakyat, Senayan, Pusat, Rabu, 30 April 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rumondang bercerita membeli dua unit apartemen dengan metode cicilan pembayaran 24 kali. Namun, ia baru mencicil 8 kali dengan total nilai sekitar Rp 400 juta. Ia sengaja menghentikan pembayaran ini karena melihat proyek Meikarta tak berjalan. “Karena sudah tidak bagus, saya berhenti,” kata dia. 

Karena itu, kini ia hanya bisa menunggu sisa pengembalian cicilannya itu dari manajemen Meikarta. Satu unit sudah terbayar, sedangkan satu unit lagi manajemen Meikarta belum melunasinya. Terakhir, per 23 April lalu, manajemen Meikarta hanya membayar Rp 277 juta, alias masih kurang sekitar Rp 6 juta. “Kami masih follow up lagi,” kata dia. 

Rumondang dan teman-teman senasib di Perkumpulan Komunitas Peduli Konsumen Meikarta mendatangi Badan Aspirasi Masyarakat Dewan Perwakilan Rakyat pada Selasa siang, 30 April 2025. Kedatangan mereka ingin meminta dukungan dari anggota dewan agar mendampingi dan menyelesaikan masalah ini. 

Ketua Perkumpulan Komunitas Peduli Konsumen Meikarta Yosafat Erland mengatakan meski sudah ada dana yang dikembalikan, tapi dia mengaku mendapat intimidasi. Anggota perkumpulannya pun juga diduga diikuti orang tak dikenal. “Jangan sampai pemenuhan hak kami selesai 100 persen tapi ada intimidasi dari pihak lain,” kata Yosafat.

Pada 10 April lalu, Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman telah mempertemukan konsumen apartemen Meikarta dengan pihak pengembang. Dalam persamuhan ini, konsumen meminta ganti rugi atau mengembalikan uang yang telah dibayarkan. 

Yosafat yang hadir dalam pertemuan itu mengatakan ada 26 konsumen yang tergabung dalam perkumpulan. Mereka mengaku rugi sekitar Rp 4,5 miliar. Adapun, Yosafat juga rugi Rp 320 juta. “Terakhir mencicil dua tahun lalu,” kata Yosafat. 

Sementara itu, PT Lippo Cikarang Tbk membantah proyek Apartemen Meikarta mangkrak. Corporate Secretary Lippo Cikarang Peter Adrian mengatakan lebih dari 60 persen unit telah selesai dibangun hingga Maret 2025. Sementara itu, progres pembangunan secara keseluruhan mencapai 75 persen.

“Sejak 2020, PT Mahkota Sentosa Utama (MSU) selaku pengembang telah memulai proses serah terima unit Apartemen Meikarta yang telah selesai dibangun,” kata Peter melalui keterbukaan informasi yang dirilis di laman Bursa Efek Indonesia pada Senin, 21 April 2025.

Peter menyatakan MSU berkomitmen menyelesaikan seluruh kewajiban pembangunan dan serah terima unit, sesuai ketentuan dalam putusan homologasi yang berkekuatan hukum tetap. Menurut dia, jumlah unit yang akan diserahterimakan secara bertahap diperkirakan mencapai 7.000 unit apartemen.

“Ini akan dilakukan secara bertahap sampai dengan Juli 2027 sesuai dengan putusan homologasi,” kata Peter. Ia juga menyampaikan bahwa informasi terkait dengan estimasi nilai kewajiban yang masih tertunggak akan terus diperbarui dan dilakukan sesuai mekanisme dan tahapan yang ditetapkan dalam putusan homologasi.

Maruarar Sirait  Bertemu Bos Lippo Group Bahas Meikarta


Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait telah bertemu Bos Lippo Group James Riady dan membahas penyelesaian masalah Meikarta. Pertemuan itu dilaksanakan pada Rabu petang, 23 April 2025, di Kantor Kementerian PKP, Jakarta Pusat. Selain menghadirkan Bos Lippo, Maruarar atau Ara mengundang puluhan konsumen Meikarta dalam forum tersebut.

Sebelum menggelar pertemuan dengan Bos Lippo itu, Ara telah menyampaikan permasalahan Meikarta kepada Presiden Prabowo Subianto. Kepala negara pun berpesan agar persoalan Meikarta diselesaikan sesuai prinsip hukum dan berkeadilan.

Sepanjang 26 Maret hingga 23 April 2025, Kementerian menerima pengaduan dari 118 konsumen Meikarta. Sebanyak 88 konsumen meminta pengembalian uang, 4 konsumen meminta pengembalian uang atau serah terima unit, 2 konsumen meminta serah terima unit, 1 konsumen mengadu soal IPL, dan 23 konsumen lainnya masih dalam tahap konfirmasi karena tidak mencantumkan keinginannya dalam pengaduan.

Dari 118 pengaduan yang masuk, Direktur Jenderal Kawasan Permukiman Kementerian PKP Fitrah Nur mengatakan 102 konsumen telah melengkapi data. Artinya, masih ada 16 konsumen yang belum melengkapi.

Adapun berdasarkan data sementara yang dikumpulkan Kementerian PKP sebagai operator layanan pengaduan BENAR-PKP, tercatat dana senilai Rp 26.855.558.439 atau dana sekitar Rp 26,9 miliar sudah dibayarkan 102 konsumen untuk pembelian apartemen.

Mengacu pada tuntutan konsumen yang tercatat di Kementerian PKP, Menteri Ara meminta kepada James Riady agar pengembalian dana segera diselesaikan. Ia memberi tenggat waktu selama tiga bulan. “Saya targetkan penyelesaian masalah bisa selesai 23 Juli mendatang,” kata Ara.

Ara juga berencana membantu pengembalian dana konsumen Meikarta menggunakan uang pribadi. Rencananya, uang yang akan digunakan adalah gajinya selama menjadi penasihat di Siloam Hospitals yang mencapai Rp 100 juta per bulan. 

“Saya pernah menjadi advisor di perusahaannya Pak James. Namanya Siloam,” kata Ara. “Saya mau menyerahkan semua gaji yang pernah saya terima dari Siloam untuk membereskan masalahnya (Meikarta).”

Sementara CEO Lippo Group James Riady memastikan pengembang Meikarta bakal menyelesaikan persoalannya dengan konsumen. Bahkan, ia menjanjikan pengembalian dana konsumen direalisasikan lebih cepat ketimbang tenggat waktu yang ditetapkan Ara. Musababnya, ia tidak ingin persoalan ini berlarut-larut.

“Lebih cepat, lebih baik,” kata James. Menurut dia, konsumen yang sudah menaruh kepercayaan pada Meikarta harus dihargai. "Saya yakin, semestinya Meikarta ikut arahan Pak Menteri," kata dia.

James juga mengklaim pengembang Meikarta udah membangun 16 ribuan unit dan siap diserahterimakan. Menurut dia, Meikarta memiliki tekad baik. Namun, dalam beberapa tahun ini, pengembang menghadapi sejumlah tantangan dalam pembangunan apartemen.

“Membangun kota baru memang tidak mudah. Ada 1001 macam masalah,” kata James. Hanya saja, ia memastikan pengembang bakal bertanggung jawab. “Meikarta kalau sudah mengerjakan yang besar, saya pikir pasti yang seperti ini juga diselesaikan. Saya yakin,” ucap James.

Riri Rahayu berkontribusi dalam penulisan artikel ini. 
Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |