Konklaf Paus Setelah Paus Fransiskus Tiada

10 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Dunia kembali memusatkan perhatian pada Vatikan setelah wafatnya Paus Fransiskus pada Senin, 21 April 2025.

Berpulangnya pemimpin Gereja Katolik Roma ini menjadi awal dari proses pemilihan Paus baru melalui Konklaf Kepausan atau ritual kuno yang penuh dengan tata cara sakral dan nilai sejarah yang mendalam.  

Paus Fransiskus tercatat sebagai tokoh penting dalam sejarah sebagai Paus pertama yang berasal dari Amerika Latin sekaligus anggota Serikat Yesus (Jesuit) pertama yang memimpin Tahta Suci. Beliau menghembuskan napas terakhir setelah berjuang melawan masalah kesehatan yang telah lama dideritanya.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meninggalnya seorang Paus tidak hanya menandai berakhirnya kepemimpinan spiritual tertinggi Gereja Katolik, tetapi juga menjadi awal dari sebuah tradisi kuno yang penuh dengan ritual sakral dan kerahasiaan atau disebut konklaf. 

Sebagai pemimpin umat Katolik global, kepergian Paus Fransiskus langsung memicu persiapan konklaf kepausan atau mekanisme suci yang digunakan Takhta Suci untuk menentukan penerusnya. Salah satu momen paling ikonik dalam proses ini adalah kemunculan asap dari cerobong Kapel Sistina, yang telah menjadi penanda universal hasil voting para kardinal.  

Mengenal Apa Itu Konklaf Kepausan

Konklaf atau conclave merujuk pada ritual pemilihan Paus yang dilakukan oleh para kardinal di dalam Kapel Sistina, Vatikan. Istilah "konklaf" berasal dari frasa Latin cum clave, yang berarti "dengan kunci". 

Mekanisme konklaf ini mencerminkan sifat tertutup proses ini di mana para kardinal benar-benar terisolasi dari dunia luar. Selama konklaf berlangsung, mereka dilarang keras berkomunikasi atau menerima informasi eksternal guna menjaga kerahasiaan dan kemurnian pemungutan suara.  

Berdasarkan informasi yang disampaikan, hanya kardinal yang berusia di bawah 80 tahun memiliki hak suara dalam konklaf. Dari total 252 kardinal di seluruh dunia, saat ini terdapat 138 orang yang memenuhi syarat tersebut. 

Meskipun secara doktrin Gereja Katolik menyatakan bahwa setiap pria Katolik yang telah dibaptis berpotensi menjadi Paus, dalam kenyataannya posisi ini hampir selalu dijabat oleh seorang kardinal senior yang memiliki pengalaman panjang dalam hierarki gerejawi.

Konklaf baru dimulai setelah melewati masa berkabung selama sembilan hari (novemdiales) sejak wafatnya Paus Fransiskus. Usai periode ini, seluruh kardinal yang memenuhi syarat akan berkumpul untuk melakukan serangkaian pemungutan suara. Proses voting ini bisa berlangsung dari hitungan hari hingga pekan, tergantung pada perkembangan diskusi dan tingkat kesepakatan yang dapat dicapai di antara para kardinal pemilih. 


Titik Nurmalasari dan Rachel Caroline L. Toruan ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

 
Pilihan editor: Trump dan Zelensky Bertemu Lagi di Pemakaman Paus Fransiskus

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |