Drone Serang Kapal Bantuan untuk Warga Gaza

13 hours ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah kapal yang membawa bantuan untuk warga Gaza diserang oleh pesawat tak berawak di perairan internasional lepas pantai Malta, menurut Freedom Flotilla Coalition (FFC), kelompok yang mengorganisir misi tersebut. Bantuan dikirimkan di tengah blokade Israel di Gaza.

Dalam sebuah pernyataan yang dilansir dari Al Jazeera pada Jumat, 2 Mei 2025, FFC mengatakan bahwa kapal tersebut menjadi sasaran dua serangan pesawat nirawak saat dalam perjalanan menuju Gaza. Kapal tersebut berupaya mengirimkan bantuan ke daerah kantong yang terkepung. Dalam dua bulan terakhir, Israel memblokade total wilayah Gaza sehingga warga setempat berjuang keras untuk bertahan hidup.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Pesawat tak berawak bersenjata menyerang bagian depan kapal sipil tak bersenjata dua kali, menyebabkan kebakaran dan kerusakan besar pada lambung kapal,” kata FFC.

Pernyataan itu tidak secara langsung menuduh Israel melakukan serangan tersebut. Namun FCC menuntut agar duta besar Israel dipanggil dan bertanggung jawab atas pelanggaran hukum internasional, termasuk blokade yang sedang berlangsung dan pemboman kapal sipil di perairan internasional. Israel belum mengomentari serangan pesawat tak berawak tersebut.

Nicole Jenes dari FFC mengatakan bahwa serangan terhadap kapal itu terjadi pada Jumat. Serangan menyebabkan kapal berlubang dan mesin terbakar. Serangan itu menyebabkan 30 aktivis Turki dan Azerbaijan di atas kapal berjuang keras agar tak tenggelam.

Pemerintah Malta pada Jumat mengatakan bahwa kebakaran di kapal telah berhasil dikendalikan. Kapal sedang dipantau oleh pihak berwenang. Tidak jelas apakah pihak berwenang telah turun tangan langsung untuk memadamkan api.

Jenes, yang saat ini berada di Malta, mengatakan bahwa kelompok tersebut tidak mengetahui situasi di atas kapal karena komunikasi dengan awak kapal terputus. “Mereka bersembunyi di dalam kamar kapal pada malam hari karena takut dengan pesawat tanpa awak. Kami kehilangan kontak dengan mereka,” katanya.

FFC dibentuk oleh aktivis perdamaian dari beberapa negara tahun lalu. Untuk menyalurkan bantuan ke Gaza, mereka menggunakan kapal pukat yang dimodifikasi guna menerobos blokade Israel.

Sejak dua bulan lalu, Israel menghentikan bantuan kemanusiaan  sesaat sebelum melanggar gencatan senjata dan memulai kembali perang melawan Hamas. Lebih dari 50.000 orang tewas di Gaza.

“Sangat penting untuk memahami bahwa serangan ini merupakan perpanjangan dari genosida yang terjadi di Gaza dan tidak bisa dibiarkan begitu saja tanpa hukuman,” kata Jenes. Ia menegaskan bahwa FFC meminta dunia untuk mengalihkan perhatiannya ke blokade tersebut.

Seruan agar Israel mencabut blokade ke Gaza diungkapkan oleh sejumlah pihak. Perserikatan Bangsa-bangsa mendesak agar Israel mengizinkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. "Hukum internasional tidak dapat dibantah. Israel harus mengizinkan masuknya dukungan kemanusiaan. Bantuan dan nyawa warga sipil yang diselamatkan, tidak boleh menjadi alat tawar-menawar," kata koordinator bantuan darurat PBB Tom Fletcher pada Kamis yang dilansir dari Antara.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |