PM Cina Li Qiang Berencana Kunjungi Indonesia pada Mei 2025

4 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Cina Li Qiang berencana kembali melakukan lawatan kenegaraan ke Indonesia. "PM Li Qiang berencana untuk mengunjungi Indonesia pada akhir Mei 2025," kata Menlu Wang Yi di Wisma Negara Diaoyutai pada Senin seperti dilansir Antara.

Menlu Wang Yi menyampaikan hal tersebut dalam 2+2 Pertemuan Tingkat Menteri Pertama Cina-Indonesia bersama dengan Menteri Pertahanan Cina Dong Jun, Menteri Luar Negeri Sugiono dan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Seperti Anda ketahui, Perdana Menteri Anwar Ibrahim dari Malaysia menjadi ketua bergilir ASEAN dan akan melangsungkan KTT ASEAN-GCC (Gulf Cooperation Council)-China. Kami mendukung inisiatif positif Malaysia ini, tapi kami juga ingin menjaga dan mendorong kerja sama Cina-Indonesia, jadi kami pikir PM Li Qiang bila memungkinkan juga berkunjung ke Indonesia," ujar Wang Yi.

Bila kunjungan itu terlaksana, maka akan menjadi kunjungan pertama PM Li setelah Presiden Prabowo Subianto menjabat.

PM Li Qiang terakhir kali mengunjungi Indonesia pada 5 September 2023 untuk menghadiri rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN dan KTT ASEAN-China (10+1), KTT ASEAN Plus Three (APT) dan KTT Asia Timur.

"Sebagai negara berkembang utama, Cina dan Indonesia harus menjunjung tinggi prinsip kerja sama terbuka, saling menguntungkan, dan inklusif, serta menolak proteksionisme dan unilateralisme. Penyalahgunaan tarif akan merugikan hak dan perdagangan negara-negara lain," tutur Wang Yi.

Cina, kata Wang Yi, berkomitmen untuk memperkuat integrasi ekonomi kawasan, menjaga rantai pasok yang stabil dan lancar, serta memperjuangkan keadilan dan supremasi hukum untuk negara-negara di Selatan Global.

Dalam pertemuan 2+2 itu, Wang Yi mengatakan Cina dan Indonesia sepakat untuk memperingati 80 tahun berdirinya PBB dan 70 tahun Konferensi Asia-Afrika. Ini melalui kerja sama strategis multilateral yang lebih erat, mempromosikan prinsip hidup berdampingan secara damai dan semangat Bandung, serta memperkuat kerja sama di platform seperti PBB, BRICS, dan G20, demi perdamaian dan pembangunan dunia.

"Tahun ini menandai 75 tahun hubungan diplomatik antara Cina dan Indonesia, membuka peluang baru dalam hubungan bilateral. Kami puas dengan hasil pertemuan hari ini, dan sepakat pertemuan berikutnya akan diselenggarakan di Indonesia," kata Wang Yi.

Dalam pertemuan tersebut, dilakukan juga penandatanganan Nota Kesepahaman pembentukan Comprehensive Strategic Dialogue (CSD) oleh Menlu Sugiono dan Menlu Wang Yi.

"Dengan CSD, kita bangun mekanisme bilateral yang lebih komprehensif dan lebih fokus dalam menjawab tantangan dan peluang kerja sama bilateral, dengan fokus pada lima pilar kerja sama, yaitu ekonomi, hubungan antar masyarakat, maritim, politik, dan keamanan," kata Menlu Sugiono.

Dalam pertemuan 2+2, Indonesia dan Cina sepakat meningkatkan kerja sama penegakan hukum, termasuk bantuan hukum timbal balik, pertukaran intelijen, serta koordinasi operasi dalam menanggulangi kejahatan transnasional, kejahatan siber, dan ekstremisme.

Sebagai bagian dari upaya membangun strategic trust, kedua negara juga sepakat membentuk mekanisme konsultasi bilateral baru di bidang perlucutan senjata, non-proliferasi, dan pengendalian senjata.

Di sektor maritim, Indonesia dan Cina sepakat untuk meningkatkan kerja sama, termasuk dengan memperkuat koordinasi antara Bakamla dan "China Coast Guard".

"Kerja sama maritim harus memberi dampak nyata bagi rakyat dan berkontribusi bagi keamanan maritim kawasan," ujar Menlu Sugiono.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |