Komunitas Ibu Punya Mimpi: Ingin Perempuan Berani Berpikir, Bersuara, dan Bermimpi

3 hours ago 1

CANTIKA.COM, Jakarta - Dalam momen Hari Kartini yang jatuh pada 21 April 2025, Cantika dengan bangga mempersembahkan edisi khusus bertajuk Kartini di Komunitas yang menampilkan sosok-sosok perempuan di dalam komunitas. Salah satunya adalah komunitas Ibu Punya Mimpi (IPM), sebuah platform digital yang telah membantu lebih dari 70.000 ibu di Indonesia mendapatkan pekerjaan digital pertamanya. 

Melalui pendekatan berbasis komunitas dan kurikulum ramah ibu, IPM berhasil mencapai tingkat kelulusan lebih dari 75 persen dan 95 persen Ibu merasa bertumbuh semenjak bergabung. Tidak hanya menciptakan ruang belajar, tapi juga berhasil menghidupkan kembali mimpi para ibu di seluruh Indonesia.

Berikut wawancara Cantika mengenai perempuan dalam komunitas dengan Co Founder dan Software Developer komunitas Ibu Punya Mimpi, Marisa Paramita yang juga menjadi Finalis Aurora Tech Awards untuk Impact Startups melalui wawancara daring, pada Sabtu, 19 April 2025. 

Apa itu Komunitas Ibu Punya Mimpi?

Konsep awalnya memang kita mau membuka ruang belajar buat para ibu, tapi semakin kita berkembang,semakin kita sadar bahwa Indonesia itu memang sangat berbasis komunitas. Jadi akhirnya kita lebih melekat, kalau aku bisa bilang sih mungkin kita education platform, tapi berbasis komunitas, di mana belajarnya  bukan dari guru ataupun mentor, tapi bisa dari teman-teman di satu komunitas masing-masing.

Kapan komunitas Ibu Punya Mimpi terbentuk, siapa pendirinya, dan berapa jumlah anggotanya?

Ibu Punya Mimpi berdiri pada April 2020, sudah hampir lima tahun kita berjalan. Aku dan Fathya Artha (Psikolog Anak), kita berdiskusi bagaimana caranya agar kita bisa bikin satu ruang dimana para ibu ini ketika COVID, COVID itu kan kita banyak waktu ya, kita bikin satu ruang dimana dalam satu hari satu jam aja kita belajar sesuatu yang baru gitu. Nah, disitu akhirnya kita undang beberapa orang yang memang expert di bidangnya untuk bisa sharing knowledge. Kurang lebih sekarang di setiap platform yang kita ada, aku belum menghitung tahun ini ya, mungkin di akhir tahun kemarin itu sekitar 50 ribu para ibu yang terdaftar.

Apa alasan komunitas ini dibentuk?

Alasan berdirinya karena ketika COVID itu banyak teman-teman kita juga yang suaminya kena layoff, dan banyak dari mereka itu single income ya, jadi ketika suami kena layoff, mereka tidak punya penghasilan tambahan dan istri-istri ini mulai akhirnya berdaya kembali gitu.

Aktivitas atau program apa saja yang telah dilakukan oleh IPM?

Awal mula kami berdirinya dengan beasiswa untuk ke bisnis, Nah semakin lama kita berjalan, semakin sadar juga bahwa bisnis itu tidak hanya jual beli barang , tapi ternyata banyak nih para ibu yang juga lebih ke arah content creator misalnya,  dia passionate sekali untuk jualan bercerita di dunia sosial media,  akhirnya kita bikin satu cabang baru untuk para ibu belajar untuk menjadi content creator.

Comeback Journey adalah program khusus untuk para ibu yang ingin kembali bekerja setelah hiatus merawat anak selama beberapa tahun. Fokus pada pekerjaan fleksibel seperti content creator, penulis, virtual assistant, dan pebisnis. Program ini akan berjalan selama 4-6 bulan.

Setelah comeback journey kita kerja sama-sama brand. Brand ini bisa kasih internship buat para ibu yang sudah lulus di comeback journey. Jadi dia langsung nyobain  kerjaan bagaimana beneran dapet proyek dari brand.

Lalu ada Playground Volunteer yakni jika para ibu telah menyelesaikan program comeback journey dan tetap ingin melanjutkan kegiatan, Ibu Punya Mimpi memfasilitasi dengan playground berupa volunteering dimana tempat untuk para ibu berdaya. 

Kemudian ada Jika Aku Menjadi, program pendek bagi para ibu yang masih memiliki keraguan untuk terjun di dunia kerja lagi atau sebelum masuk kedalam program comeback journey. Program ini hanya memakan waktu 1 bulan. 

Festival Mimpi Ibu tahun 2022 yang digelar Komunitas Ibu Punya Mimpi/Foto: Doc. Komunitas Ibu Punya Mimpi

Apakah Komunitas Ibu Punya Mimpi hanya untuk seseorang yang berstatus Ibu?

Nah, di Ibu Punya Mimpi itu kita punya definisi ibu sendiri, “Ibu bukan hanya orang yang melahirkan anak, tapi ibu itu adalah perempuan yang ingin mandiri secara finansial.”

Output apa saja yang sudah dihasilkan dari program tersebut?

Jadi yang menariknya kita ada impact report-nya. Sebenarnya setiap tahun kita bikin berapa besar sih impact yang kita bisa keluarkan dan harus terukur semua itu jadi harus ada angkanya. Kita bikin yang namanya growth scale Jadi seberapa besar sih kita tuh berkembang setelah kita ikut ibu punya mimpi, dan growth scale ini 98 persen para ibu merasa sangat berkembang.

Jadi impact disini untuk diri ibu sendiri, dia merasa lebih terisi dan juga mungkin 65 persen para ibu yang sudah ikutan di Ibu Punya Mimpi ini punya penghasilan pribadi setelah tergabung Dan kita juga melihat juga yang namanya ripple effect. Jadi kayak kalau di danau kita lempar batu kan ada ripple, ketika kita bantu satu ibu, nah ibu itu akan bisa membantu 40 ibu lainnya.

Anggota komunitas IPM dari mana saja?

Karena berbasis online, anggota komunitas tersebar di seluruh Indonesia, dengan konsentrasi terbesar di Jawa, terutama Jakarta dan Yogyakarta. Namun, kegiatan offline juga pernah dilakukan di Bandung, Surabaya, dan Bali. Dan, banyak juga para ibu yang ada di luar negeri, yang ikut suami gitu tapi dia sambil menjalankan Ibu Punya Mimpi.

Bagaimana cara menghadapi anggota komunitas yang double standard, menjatuhkan atau ‘si paling’?

Pasti ada, cuma biasanya kita tempatkan di posisi yang tepat, karena lagi-lagi kan kita tadi playgroundnya ada volunteering. Di volunteering ini kan banyak divisi , nah misalnya kalau kita menghadapi yang tadi mungkin secara culture kurang cocok ditempatkan di back office ya mungkin dia lebih harus dikasih spotlight. Jadi terkadang kita lihat lagi nih, mungkin bukan dianya yang salah, mungkin posisinya yang salah. Cuma kalau dikasih confidence lebih, dikasih spotlight, mungkin dia malah lebih bisa bersinar.

Isu atau permasalahan apa yang paling dominan dibahas dalam komunitas?

Sebenernya kalau dari kita, bagaimana caranya untuk mengejar tren, karena lagi-lagi kan yang tujuan ibu punya mimpi itu ingin menjadi katalis pemberdayaan ibu di bidang finansial dan di bidang mental perempuan. Jadi membaca tren dan di Indonesia tren tuh cepat sekali ya, nah itu adalah satu hal yang kesulitan untuk kita ikuti sebenarnya 

Seperti apa pentingnya kolaborasi bagi Ibu Punya Mimpi?

Sebenarnya ketika dari kita sendiri ya, kalau kita tidak bisa berkolaborasi itu bakal mati , karena intinya adalah bagaimana caranya program kita bisa diterima oleh Masyarakat. Sebenarnya goal terbesar visi kita itu kan men-swifting ideas stigma (yang ada di Indonesia). 

Kami bersyukur banget kita bisa diajak kolaborasi sama brand-brand besar untuk percaya bahwa memang perempuan atau Ibu itu bisa berdaya secara maksimal kalau memang dikasih ruang gitu. Nah makanya itu yang selalu kita push, itu yang selalu kita, ‘ayo dong pengen nih kita ajak kolaborasi lagi biar campaign atau goal besar kita, visi kita untuk kita ubah nih cara pandang Indonesia soal bahwa Ibu itu tidak bisa berdaya tuh bisa berubah gitu.

Dalam rangka hari Kartini, apakah ada kegiatan khusus tidak untuk merayakannya?

Hari Kartini itu kan kebetulan berdekatan sama ulang tahunnya Ibu Punya Mimpi juga, jadi kami selalu bikin satu acara, acara yang sekarang itu namanya Festival Mimpi Ibu. Jadi di mana biasanya kita merayakan Para ibu yang sudah berani bermimpi. 

Tapi untuk yang sekarang, karena ini lima tahun dan kita mau bikin sesuatu yang spesial juga,  jadi yang mau kita rayakan itu lebih ke impact yang para ibu sudah pernah berikan. Jadi kita mau bikin satu selebrasi dimana yang para ibu yang sudah berani untuk mendobrak batas, yang tadinya tergabung sama Ibu Punya Mimpi, dia nggak tau dia mau ngapain, setelah lulus dia bikin company dan dia bisa hiring para ibu di Ibu Punya Mimpi atau bisa bikin impact-impact besar untuk para ibu lainnya. 

Apa Pesan untuk para perempuan dalam rangka menyambut Hari Kartini?

Perjalanan perempuan di Indonesia masih panjang—panjang untuk bisa benar-benar memiliki ruang dan berdaya. Saya sendiri punya dua anak perempuan, dan itulah salah satu alasan saya mendirikan Ibu Punya Mimpi. Saya ingin mengubah stigma yang selama ini melekat, agar anak-anak perempuan saya, dan perempuan lainnya, bisa bebas berekspresi, bebas berpikir, dan memiliki akses yang setara.

Saya ingin perempuan Indonesia berani—berani berpikir, berani bersuara, dan berani bermimpi. Karena mimpi itu gratis, jadi bermimpilah sebanyak-banyaknya. Jangan tanya, ‘bisa nggak ya?’ Jangan ragukan diri sendiri—biar orang lain saja yang meragukan kita, tapi kita jangan.

Tugas kita masih banyak. Tapi kalau kita bisa saling bantu sesama perempuan, efeknya luar biasa. Kita cuma punya satu sama lain untuk saling gendong, saling dorong, dan sama-sama sukses. Itu yang paling penting.

Pilihan Editor:  Perempuan dalam Komunitas: Ruang Berbagi, Saling Dukung dan Bertumbuh

NAJWA AZZAHRA 

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |