Pentingnya Anak Muda Jadi Pemimpin yang Paham Keseimbangan Alam

6 hours ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Chancellor of United in Diversity Suyoto mengajak anak muda untuk menjadi pemimpin yang bisa mengembalikan keseimbangan alam. "Bukan semata soal memperbaiki lingkungan, tetapi juga soal menyiapkan manusia yang mampu memimpin dengan empati, pemahaman mendalam dan kesadaran sistem," katanya dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 28 April 2025. 

Sebelumnya, United in Diversity (UID) atau Yayasan Upaya Indonesia Damai merupakan organisasi nirlaba yang fokus memfasilitasi kolaborasi antara pemimpin tiga sektor yakni bisnis, pemerintahan, dan masyarakat sipil. UID ingin utamakan pembangunan kepercayaan dan transformasi sistemik melalui inovasi sosial. Lembaga ini dirancang untuk mengembangkan kepemimpinan yang berbasis kesadaran dan mengadvokasi tata kelola yang mandiri, dengan tujuan menciptakan solusi berkelanjutan dalam tantangan mendesak di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Program Bekal Pemimpin yang diinisiasi UID hadir sebagai ruang pembelajaran yang berinvestasi pada kapasitas pemimpin muda dari berbagai sektor dan bidang. Mereka tidak hanya dibekali pengetahuan dan keterampilan teknis, tetapi juga diajak untuk menyelami kompleksitas, membangun koneksi antaraktor, serta memimpin perubahan dari dalam sistem yang mereka jalani. "Dengan cara ini, Bekal Pemimpin mendorong lahirnya pemimpin-pemimpin yang mampu menjadi agen perubahan di ekosistemnya masing-masing, yang membawa semangat kolaborasi dan keberanian untuk merintis masa depan yang lebih adil dan lestari,” kata Suyoto.

President of United in Diversity Tantowi Yahya mengatakan tidak banyak yang bersedia mengambil peran seperti yang dilakukan UID, yakni menjadi jembatan di tengah kompleksitas sektor, kepentingan, dan ego yang sering kali berbeda arah. "Melalui program seperti Bekal Pemimpin, UID menunjukkan bahwa kepemimpinan bukan soal menciptakan sesuatu yang baru secara individual, tetapi tentang menyatukan niat, membuka ruang kolaborasi, dan membangun kepercayaan lintas batas," kata Tantowi Yahya. 

Ia menambahkan bahwa para peserta tidak akan ditanya soal ‘apa yang harus kita ciptakan’. Mereka justru diminta untuk menjelaskan ‘bagaimana kita mewujudkan perubahan itu bersama’, dengan mengedepankan proses yang partisipatif, reflektif, dan berakar dari lapangan. "Program ini menjadi wadah lahirnya para pemimpin muda yang siap menjadi penggerak perubahan di tengah sistem yang kompleks, namun penuh harapan,” kata Tantowi Yahya. 

Indonesia dianugerahi kekayaan sumber daya alam yang melimpah, baik di darat maupun di laut. Jika dikelola secara berkelanjutan, adil, dan selaras dengan kearifan lokal, potensi ini dapat menjadi fondasi bagi kehidupan bangsa yang mandiri dan bermartabat. Namun, kompleksitas bentang alam, tata kelola yang multisentral, serta keberagaman kepentingan menjadikan pengelolaan sumber daya alam sebagai tantangan yang tidak sederhana.

Salah satu aspek yang kerap terabaikan adalah pentingnya investasi pada kapasitas para pelaku pengelolaan sumber daya alam untuk memimpin perubahan dalam sistem yang kompleks. Pemimpin di ekosistem ini dituntut untuk mampu menjembatani kepentingan lintas sektor, memahami akar persoalan dari berbagai sudut pandang, serta membangun kolaborasi yang dilandasi semangat gotong royong dan tujuan bersama.

Hingga saat ini, Bekal Pemimpin telah melahirkan tiga angkatan dengan total 171 fellow yang tersebar di hampir seluruh provinsi di Indonesia. Angkatan pertama, yang berlangsung hingga Desember 2019, diikuti oleh 53 praktisi muda terpilih dari 19 provinsi. Angkatan kedua diselesaikan pada Oktober 2021 dengan 58 peserta dari 22 provinsi, yang berasal dari berbagai sektor pengelolaan sumber daya alam. Sementara itu, angkatan ketiga yang rampung pada Mei 2023 diikuti oleh 60 praktisi dari 27 provinsi, dengan latar belakang pengalaman di sektor pemerintahan, bisnis, organisasi masyarakat sipil, dan isu-isu lingkungan berkelanjutan.

United in Diversity (UID) menggelar Perayaan Kelulusan Program Bersama Kelola Alam Adil Lestari (BEKAL) Pemimpin 4.0" pada Jumat 25 April 2025 siang di Hotel Borobudur Jakarta. Program Bekal Pemimpin 4.0 dimulai pada November 2024 dan melibatkan 57 peserta terpilih dari 25 provinsi di Indonesia. Mereka berasal dari beragam sektor yang berkontribusi dalam pengelolaan SDA. Mereka berasal dari beragam sektor yang berkontribusi dalam pengelolaan SDA, termasuk pemerintah pusat dan daerah, sektor swasta, pelaku usaha lokal, organisasi masyarakat sipil lokal dan nasional, akademisi, media, hingga kelompok masyarakat. Fokus isu yang mereka geluti pun beragam, mencakup isu-isu terestrial, kelautan, tata kelola lintas sektor, serta kebijakan publik.

Para peserta Bekal Pemimpin telah menjalani proses pembelajaran intensif untuk mengasah kapasitas kepemimpinan mereka melalui berbagai pendekatan, mulai dari lokakarya di ruang kelas generatif, kunjungan lapangan, penginderaan (sensing), hingga pembelajaran mandiri. Dalam tiga bulan terakhir perjalanan pembelajaran, para peserta diajak untuk mengaktualisasikan kepemimpinan mereka melalui tantangan nyata dalam pengelolaan sumber daya alam di Indonesia. Melalui proses prototyping yang berangkat dari kegelisahan mereka sebagai pelaku sistem, peserta merancang inisiatif lintas sektor yang berakar pada konteks dan kebutuhan di lapangan.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |