Ekspor 10 Ribu Baja Galvanis, PT AMNS Optimistis Perluas Pasar ke AS

5 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - PT Arcelor Mittal Nippon Steel (PT AM/NS) Indonesia optimistis bisa menembus pasar ekspor ke Amerika Serikat meskipun negara tersebut masih menerapkan tarif impor baja sebesar 25 persen. Kepala Marketing PT AM/NS Indonesia, Shireesh Shamra, mengatakan tarif tersebut berlaku secara merata ke seluruh negara sejak beberapa tahun lalu. “Tarif masuk sebesar 25 persen ini sudah berlaku ke semua negara. Di luar itu, ada tambahan tarif anti-dumping untuk beberapa negara,” ujar Shireesh saat acara pelepasan ekspor baja lapis seng di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu, 30 April 2025.

Pemerintahan Donald Trump kembali menambah tarif terhadap sejumlah negara pada akhir 2023 hingga awal 2024. Khusus untuk produk baja, kata dia, Indonesia tidak terdampak penambahan tarif tersebut. “Tarif untuk Indonesia tetap di angka 25 persen, tidak dinaikkan,” katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Shireesh menilai kondisi ini menjadi keunggulan kompetitif bagi Indonesia dibanding negara lain yang terkena tarif tambahan. “Dengan tarif yang tetap, kami masih bisa bersaing dengan Jepang, Korea Selatan dan Taiwan untuk memasok ke Amerika Serikat,” ujarnya.

Dia mengatakan PT AM/NS Indonesia menargetkan produksi sebesar 300 ribu ton untuk periode 2025. Dari total produksi itu, sekitar 25 hingga 30 persen dialokasikan untuk ekspor, termasuk ke pasar Amerika Serikat. Menurutnya, strategi ini menunjukkan komitmen AM/NS Indonesia memperluas pasar global, sambil tetap menjaga kontribusi terhadap kebutuhan domestik.

Sebelumnya, PT AM/NS Indonesia mencetak capaian penting dengan mengekspor 10.000 ton baja lapis seng (galvanis) ke Amerika Serikat. Jumlah ini tercatat sebagai yang tertinggi dalam 20 tahun terakhir, dengan nilai ekspor mencapai US$ 10 juta. "Ekspor ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat posisi kami di pasar global," kata President Director PT AM/NS Indonesia, Murali Krishna Chunduru, dalam acara pelepasan ekspor di Pelabuhan Tanjung Priok, Rabu, 30 April 2025.

Murali menjelaskan, Amerika Serikat dan Kanada saat ini menjadi pasar utama bagi perusahaan. Ia menargetkan ekspor ke AS bisa mencapai 5.000 hingga 6.000 ton per bulan, sementara ke Kanada sebanyak 3.000 hingga 4.000 ton per kuartal, tergantung dinamika pasar.

Selain memperkuat pasar eksisting, perusahaan juga membidik pasar baru seperti Eropa, Malaysia, dan Australia. Menurut Murali, peluang ekspansi ini muncul seiring kebijakan proteksi perdagangan yang diterapkan sejumlah negara.

Meski kinerja ekspor terus tumbuh, Murali menyoroti tantangan yang dihadapi industri baja nasional, khususnya soal regulasi. "Kami butuh perlindungan dari masuknya baja non-standar yang belum diatur maksimal," ujarnya.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |