Kirim Anak ke Barak, Dedi Mulyadi Bilang 100 Persen Yakin Kenakalan Remaja Teratasi

3 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengaku optimistis pengiriman anak ke barak TNI dan Polri bisa menjadi solusi mengatasi kenakalan remaja. Dia menyebut tingkat keberhasilan kebijakan ini mencapai seratus persen.

"Saya sangat yakin seratus persen ini berhasil. Dan kita kan lebih baik punya keyakinan dan melaksanakan daripada melakukan pembiaran," ujar Dedi usai bertemu dengan Menteri Hak Asasi Manusia Natalius Pigai di Jakarta, Kamis, 8 Mei 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dedi mengatakan keyakinannya tersebut bukan hanya sekadar asumsi, melainkan berdasarkan pengalaman yang ia kumpulkan sejak menjabat sebagai bupati Purwakarta. "Selama ini kan saya sering keliling. Memahami, kemudian menangani anak yang berperilaku khusus," kata dia. 

Saat menjabat sebagai bupati, Dedi bercerita, ia pernah menemukan seorang anak yang memiliki kebiasaan mencuri. Untuk mendisiplinkannya, Dedi kemudian memasukan anak tersebut ke sebuah pondok pesantren. Namun usaha tersebut ternyata tak berhasil. "Padahal pesantrennya sudah dijaga, tapi dia (anak) lari ke atas genteng, gentengnya dibongkar dan loncat pagar," ujar Dedi. "Jadi mengatasi anak nakal itu tidak mudah," kata dia. 

Program mengirim anak ke militer mulai diterapkan Dedi sejak 1 Mei 2025 ini. Pendidikan tersebut dilaksanakan di dua tempat, yaitu Lapangan Kujang Rindam III/Siliwangi, Bandung, dan Markas Resimen Artileri Medan (Menarmed) 1 Kostrad di Purwakarta. Dedi bekerja sama dengan TNI AD untuk melaksanakan program ini.

Dedi mengatakan, anak-anak itu akan ditempatkan hanya dalam hitungan beberapa pekan saja. Rencananya, kata dia, setelah itu mereka akan ditempatkan di sekolah khusus di masing-masing kabupaten/kota. “Kembali ke sekolah-sekolah khusus yang ada di setiap kabupaten. Kelas khusus gurunya khusus dan dibimbing oleh anggota TNI sehingga kedisiplinannya tidak berubah.” 

Dia mengaku masih merumuskan bentuk sekolah khusus yang dimaksudnya. Dia mengatakan, anak-anak tersebut tetap akan mendapat pendidikan sesuai tingkatannya di sekolah khusus tersebut.

“Sekolah khusus ini kan lagi kami rumuskan, misalnya pakai mess apa yayasan mana, atau sekolah mana yang bisa digunakan sebagai sekolah khusus tersebut dan mereka tetap di camp. Seperti dulu ada camp untuk pemain sepak bola anak-anak SMP dan SMA, modelnya seperti itu,” kata dia.

Adapun sejumlah kriteria yang membuat seorang anak dianggap layak dikirim ke barak militer menurut Dedi Mulyadi yaitu anak yang sering terlibat dalam tawuran, anak yang diketahui mengonsumsi alkohol atau terlibat dalam aktivitas mabuk-mabukan, dan anak yang terlalu sering bermain game seperti Mobile Legends hingga begadang, sehingga kesulitan bangun pagi dan malas bersekolah.

Kemudian, ada juga anak yang berperilaku membangkang terhadap orang tua, anak yang kerap menciptakan kekacauan di sekolah dan mengganggu proses belajar, serta anak yang gemar membolos tanpa alasan jelas.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |