TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang Hari Raya Waisak biksu thudong melakukan perjalanan ke Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Thudong adalah perjalanan ritual yang dilakukan oleh para bhikkhu (biksu) dengan berjalan kaki sejauh ribuan kilometer. Thudong berasal dari bahasa Pali dhutanga yang berarti latihan keras.
Perjalanan ritual ini masih dilakukan oleh beberapa biksu di negara-negara Theravada seperti Thailand, Sri Lanka, dan Myanmar. Indonesia salah satu negara yang menjadi akhir perjalanan bagi biksu thudong. Mereka memulai perjalanan dari negaranya dan menempuh perjalanan ke Candi Borobudur.
2025
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Antara, Sabtu, 10 Mei 2025, 36 biksu thudong tiba di tujuan perjalanan akhir yakni di Candi Borobudur, di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu, 10 Mei 2025. Pada kesempatan tersebut puluhan Biksu Thudong menggelar ritual pradaksina di stupa induk Candi Borobudur. Sebelumnya, mereka telah berjalan sejauh 2.763 kilometer dari Kota Nakhon Si Thammarat, Thailand melewati Singapura dan Malaysia.
Sesampainya di Magelang umat Buddha menaburkan bunga menyambut kedatangan biksu Thudong pada 9 Mei 2025. Para biksu menginap di Klenteng Liong Hok Bio sebelum melanjutkan perjalanan rute terakhir Magelang-Borobudur untuk merayakan Waisak 2025.
2024
Pada 2024 sebanyak 40 biksu melaksanakan ritual thudong menuju ke Candi Borobudur. Para biksu itu berasal dari Malaysia, Singapura, Thailand. Berbeda dengan tahun sebelumnya, kali ini mereka menumpangi bus untuk pergi ke Semarang, Jawa Tengah, dan dilanjutkan berjalan kaki ke Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Peserta thudong dari Thailand dilepas di Gedung Sasono Adiguno, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Cipayung, Jakarta Timur, Selasa, 14 Mei 2024. Ritual pelepasan ini diawali dengan sesi pengambilan lentera air dan menuliskan harapan di Anjungan Yogyakarta, Kompleks TMII.
2023
Sebanyak 50 biksu dari Thailand dan Magelang berjalan kaki dari Thailand ke Indonesia, Rabu, 31 Mei 2023. Selama perjalanan dari Klenteng Liong Hok Bio Magelang, menyusuri Jalan Pemuda, hingga Pasar Induk Rejowinangun. Terlihat masyarakat setempat menunggu di depan pintu rumah dan kios untuk memberikan makanan, minuman, hingga uang.
Sedekah yang dilakukan masyarakat untuk para biksu disebut dengan ritual pindapata. Setelah melakukan ritual pindapata para biksu melanjutkan perjalanan jalan kaki ke dari Klenteng Liong Hok Bio Magelang menuju Candi Borobudur.
Putri Ani, Khumar Mahendra, Maria Arimbi Haryas Prabawanti turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan Editor: Makna Air dan Api dalam Perayaan Hari Raya Waisak