Tim Mahasiswa Teknik Sipil ITB Raih Juara 1 National Concrete Competition 2025

6 hours ago 3

TEMPO.CO, Bandung - Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) mengolah limbah keramik sebagai unsur pengganti pasir dalam pembuatan beton. Kekuatan betonnya dibuat untuk bangunan setinggi empat lantai atau lebih. Inovasi itu menyabet juara pertama di ajang final National Concrete Competition 2025 gelaran Universitas Udayana Bali pada 10-11 Mei lalu.

Beton berbahan limbah keramik itu olahan tim mahasiswa program studi Teknik Sipil ITB angkatan 2023 terdiri dari Sandra Regina Tambun, Razan Aisyrinata, dan Barra Fatta Abdullah. Mereka dibimbing dosen, Patria Kusumaningrum.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam lomba itu, tim membuat beton berbentuk silinder dengan garis tengah 15 sentimeter dan tingginya 30 sentimeter. “Pengujiannya dalam bentuk beton tanpa rangka di dalamnya,” kata Barra kepada Tempo, Selasa 20 Mei 2025. 

Pembuatan beton menggunakan adonan semen, kerikil, air, dan limbah keramik yang telah dihancurkan menjadi bubuk sebagai pengganti pasir. Komposisi bahannya mengacu pada pedoman beton untuk gedung jangkung. “Minimal untuk bangunan empat lantai,” kata Sandra sambil menambahkan kekuatan betonnya tahan hingga tekanan 31 megapascal (MPa). 

Dari berbagai jenis sampah konstruksi, tim memutuskan memilih limbah keramik sebagai bahan potensial untuk dipakai ulang. Pertimbangan itu juga berdasarkan hasil analisis dari berbagai jurnal ilmiah.

Mereka mengumpulkan limbah keramik dari komplek perumahan lalu dibersihkan untuk dimasukkan ke dalam mesin di laboratorium kampus untuk dihancurkan hingga menjadi bubuk. “Cara mengolahnya hanya dihancurkan,” kata Razan.

Durasi penghancuran keramik dengan mesin berkisar 30-60 menit. Ukuran bubuk keramik yang diinginkan seperti bulir pasir maksimal 4,75 milimeter. Sebelum dibawa ke ajang lomba, beton itu mereka uji kekuatan tekanannya di laboratorium kampus. Dengan bahan yang sama, bubuk keramik itu bisa dibuat untuk beton lain misalnya pada konstruksi rumah tinggal.

Menurut Razan, penggunaan limbah keramik sebagai pengganti pasir dalam pembuatan beton bisa mengurangi pengambilan pasir di alam untuk konstruksi. Selain itu bisa memangkas biaya transportasi penambangan pasir dan menggunakan ulang limbah keramik. Pengembangan dari inovasi itu misalnya alat penghancur keramik hingga bisa seperti pasir.

Dari laman ITB, tim yang bernama El Hormigon itu lolos sebagai 5 terbaik yang melaju ke final dari 40 peserta lomba. Saat babak penyisihan tim ITB sempat mengalami masalah dalam proses pengecoran karena salah membaca uji nilai absorpsi. Akibatnya adukan beton menjadi terlalu cair. Pengalaman ini memberikan pelajaran penting soal validasi data. 

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |