Strategi Astra Kuasai Pasar Mobil Listrik di Tanah Air

6 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Astra International Tbk. Henry Tanoto membeberkan strategi perusahaannya untuk menggenjot lini bisnis mobil listrik di Tanah Air. Salah satunya dengan memperluas jangkauan pasar dan memperbanyak produk hibrida.

Henry mengaku masih banyak segmen yang perlu diperbaiki untuk pengembangan mobil listrik. Ia mencontohkan belum tersedianya infrastruktur pengisian mobil. “Dengan jaringan yang luas dan didukung ekosistem yang lengkap, maka ini juga menjadi salah satu kontribusi untuk memperkuat lini bisnis mobil listrik,” kata Henry saat konferensi pers di Menara Astra, Jakarta, Kamis, 8 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adapun cara mengatasi infrastruktur yang kurang memadai itu, kata Henry, bisa dengan memperbanyak produk hybrid mobil listrik. Supaya kendaraan itu memiliki dua sumber tenaga pada mesinnya. “Kami sudah punya beberapa produk sejak tahun lalu. Untuk hybrid, sampai sekarang sekitar hampir 15 model yang sudah kami miliki,” ucap Henry.

Kemudian, Henry juga memberi catatan kepada resale value pada produk mobil listrik. Menurut dia, konsumen harus mendapat jaminan bahwa produk yang mereka miliki bisa dijual lagi dengan harga kompatibel.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Astra International Tbk. Djony Bunarto Tjondro menyoroti perkembangan industri mobil listrik. Dia mengaku perseroannya tertarik untuk menjadi pemain dalam lini bisnis ini. Namun terdapat sejumlah catatan yang menurutnya masih mengganjal soal pangsa mobil listrik di Tanah Air.

Menurut Djony produk mobil listrik saat ini belum terjangkau untuk dimiliki masyarakat karena terkendala perekonomian yang tak stabil. “Apakah menjangkau masyarakat low? Saya rasa tidak. Mobil listrik itu baru dijangkau segmen menengah ke atas,” kata Djony di Menara Astra.

Djony menjelaskan segmen pasar otomotif di Indonesia yang berbentuk piramida, alias perekonomian kelas menengah ke bawah lebih mendominasi ketimbang menengah ke atas. Perkiraan dia, ada 80 persen masyarakat yang hanya mampu membeli mobil listrik seharga di bawah Rp 400 juta. “Dalam 10 tahun terakhir cenderung sama struktur ini,” ujar Djony.

Astra, kata Djony, berkeinginan untuk menyasar pasar yang lebih besar dalam mobil listrik. Adapun starateginya sedang dalam pembahasan perseroannya. Namun intinya, produk mobil listrik besutan Astra itu diharapkannya mampu menjangkau segmen yang lebih besar di pasaran. “Mudah-mudahan kami bisa meluncurkan mobil listrik lagi, dan akan bisa masuk hybrid mass market, artinya hybrid yang memang lebih terjangkau bagi masyarakat Indonesia,” ucap Djony.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |