Skandal Joki UTBK: Jejak Kecurangan dan Deretan Kasus yang Terungkap

4 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Seleksi penerimaan mahasiswa baru dalam pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2025 diwarnai dengan adanya praktik kecurangan dari para peserta. Praktik kotor tersebut diketahui melibatkan joki UTBK di berbagai perguruan tinggi ternama di Indonesia. Kasus ini tidak hanya mengungkap modus kecurangan yang beragam tetapi juga menyingkap jaringan perjokian yang terorganisir.

Modus dan Jejak Joki UTBK di Berbagai Kampus

Seperti yang terjadi belum lama ini di Universitas Sumatera Utara (USU), di mana polisi menetapkan empat tersangka joki UTBK USU yang diketahui dijanjikan komisi sebesar Rp 10 juta. Selain itu, berikut beberapa kasus joki UTBK di berbagai kampus ternama Indonesia lainnya.

Unpad

Di Universitas Padjadjaran (Unpad) terungkap kasus joki dengan cara menggantikan peserta ujian asli yang tidak hadir. Tim Pusat UTBK Unpad menemukan bahwa Khamila Djibran (KD) terdaftar sebagai peserta UTBK di Unpad. Koordinator Teknologi Informatika dan Komputer Pusat UTBK Unpad, Rafly menyatakan bahwa penelusuran ini dilakukan atas permintaan panitia pusat Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025.

Data menunjukkan nomor peserta tersebut tercatat di UTBK Unpad dengan foto yang mirip KD, meski dalam foto itu KD tampak mengenakan jilbab. KD diduga menggantikan dua peserta berbeda, yaitu peserta berinisial JAM pada sesi siang 24 April 2025 dan peserta berinisial FABW pada sesi siang 30 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Temuan ini sudah kami laporkan ke panitia SNPMB pusat,” kata Rafly seperti dikutip dari laman resmi Unpad pada Senin, 5 Mei 2025.

ISBI Bandung

Dikutip dari Antara, 29 April 2025, praktik kecurangan juga ditemukan di Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) Bandung dengan pelaku yang sama KD. Diketahui, KD telah ditangkap setelah diketahui menggantikan peserta di ISBI Bandung pada Minggu, 27 April 2025. Menurut Koordinator Pelaksana UTBK-SNBT 2025 ISBI Bandung, Redhiana Langen Tresna, KD mengaku dibayar antara Rp 30 juta hingga Rp 50 juta, dan yang menyuruhnya adalah seseorang berinisial Tn.

UPI Cibiru

Panitia UTBK SNBT 2025 di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Cibiru, Bandung, berhasil mengungkap kasus kecurangan saat ujian berlangsung pada pagi hari, Minggu, 27 April 2025. Kecurigaan muncul ketika seorang peserta beberapa kali izin keluar ruangan ke kamar kecil, yang dinilai tidak biasa oleh panitia. Setelah dilakukan pemeriksaan, ditemukan kejanggalan pada hasil scan KTP peserta tersebut.

“Kami menemukan satu kasus joki pelaksanaan UTBK,” kata Kepala Divisi Rekrutmen Mahasiswa Baru Direktorat Pendidikan UPI Ahmad Mudzakir, Senin 1 Mei 2025.

Lebih lanjut, Ahmad mengonfirmasi bahwa peserta itu ternyata berperan sebagai joki ujian. Kasus ini kemudian dilanjutkan ke proses hukum agar memberikan efek jera dan mencegah kejadian serupa di sesi ujian berikutnya. Beberapa saksi, termasuk anggota panitia UTBK UPI dan sopir joki, juga diperiksa dalam penyelidikan. Ahmad menambahkan bahwa pihak kepolisian masih terus mengusut kasus ini untuk mengungkap pelaku utama di balik praktik perjokian tersebut, dan pihaknya menunggu perkembangan informasi dari kepolisian.

ITB

Pada sesi keenam UTBK, Jumat 25 April 2025, ditemukan kasus joki bernama Lucas Valentino Nainggolan (LVN). Pengawas curiga karena sebelumnya pernah melihat LVN ikut ujian di kampus ISBI Bandung.

Institut Teknologi Bandung (ITB) mengonfirmasi bahwa LVN adalah mahasiswa aktif mereka. Direktur Komunikasi ITB, Neneng Nurlaela Arief, menyatakan penyesalan atas keterlibatan mahasiswanya dalam praktik perjokian UTBK SNBT 2025. ITB pun segera mengambil langkah tegas untuk menegakkan aturan akademik dan kemahasiswaan.

Jaringan Perjokian dan Keterlibatan Lembaga Bimbel

Pengungkapan kasus joki UTBK 2025 menunjukkan adanya jaringan perjokian yang cukup luas dan terorganisir. Panitia SNPMB menemukan 10 orang joki yang terlibat dan 50 siswa pelaku kecurangan dalam enam hari UTBK 2025 digelar.

“Jumlah peserta yang terlibat kurang lebih 50, jumlah jokinya kurang lebih 10 keterlibatan,” kata Ketua Tim Penanggungjawab Panitia SNPMB 2025 Eduart Wolok dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, 29 April 2025 seperti yang dikutip dari Antara.

Eduart menjelaskan bahwa cara curang dalam UTBK sangat beragam dan makin canggih. Mulai dari menyelipkan kamera kecil di kacamata, memasang mikrofon dan pengeras suara di alat bantu dengar, hingga menggunakan aplikasi rekaman layar dan remote desktop di komputer peserta. Biasanya, aplikasi remote desktop juga dipasangi proxy agar komputer bisa terhubung ke jaringan luar.

Meski panitia UTBK sudah menyediakan pemindai logam untuk mencegah kecurangan, teknologi yang digunakan pelaku semakin maju sehingga beberapa trik tetap lolos. Eduart menyebut ada ribuan peserta yang terindikasi anomali, diduga melibatkan sebuah lembaga bimbingan belajar di Yogyakarta yang memobilisasi peserta.

Anomali ini terlihat dari domisili peserta, asal sekolah, kampus tujuan, dan lokasi ujian yang saling berjauhan. Misalnya, ada peserta lulusan SMA di Semarang yang memilih kampus di UI dan UGM, tapi ikut ujian di Medan. Selain itu, ditemukan peserta dengan data anomali yang tidak hadir saat ujian, sementara komputer yang harusnya dipakai bermasalah pada waktu yang sama.

Rizki Dewi Ayu, Dinda Shabrina, dan Anwar Siswadi berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |