Sejumlah Daerah yang Laporkan Kasus Keracunan Makan Bergizi Gratis

5 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus dugaan keracunan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) mencuat di berbagai daerah. Setidaknya empat wilayah telah melaporkan insiden serupa sejak program ini berjalan awal 2025.

Kasus terbaru terjadi di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, tepatnya di SDN 33 Kasipute pada Rabu, 23 April 2025. Belasan murid muntah setelah mencium aroma amis dari paket MBG yang berisi nasi, chicken karaage, tahu goreng, dan sayur sop. Kepala sekolah setempat, Santi Jamal, menyebut aroma tak sedap berasal dari ayam krispi yang sudah tidak layak konsumsi. Kepolisian mengonfirmasi ada 53 dari 1.026 paket makanan yang tidak segar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya, pada Senin, 21 April 2025, keracunan massal juga dilaporkan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, melibatkan 78 siswa dari MAN 1 dan SMP PGRI 1. Peristiwa itu menjadi bagian dari Kejadian Luar Biasa (KLB) yang ditetapkan pemerintah daerah, setelah total 176 warga mengalami gejala serupa akibat konsumsi makanan dari acara hajatan warga. 

Di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, 29 siswa SD Katolik Andaluri dilarikan ke fasilitas kesehatan usai menyantap makanan MBG pada 18 Februari 2025. Para siswa dilaporkan mengalami gejala keracunan seperti mual dan muntah. 

Insiden serupa juga terjadi di SDN Dukuh 03 Sukoharjo, Jawa Tengah, pada 16 Januari 2025. Sekitar sepuluh murid dari total 200 siswa yang menerima makanan MBG mengalami sakit perut dan mual usai makan. Kepala sekolah Lilik Kurniasih mengatakan kasus tersebut langsung ditangani Puskesmas dan tidak ada siswa yang sampai harus dirawat di rumah sakit. 

Ahli gizi dari Politeknik Kesehatan Kendari, Melda Dwi Febriani Putri, menduga kasus-kasus ini berkaitan dengan gangguan distribusi atau penyimpanan makanan. Ia menekankan perlunya pengawasan lebih ketat pada proses pengolahan dan pengiriman makanan.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti meminta agar program Makan Bergizi Gratis dapat dievaluasi agar tidak terjadi lagi kasus keracunan yang mengorbankan anak di sekolah. Dia mengatakan hal ini saat merespons kasus siswa keracunan MBG di Cianjur, Jawa Barat.

“Kami mengetahui itu dari media massa. Mudah-mudahan ini bisa menjadi evaluasi dari pihak-pihak terkait,” kata Abdul Mu’ti saat ditemui usai menghadiri Konferensi Pers Survei Penilaian Integritas (SPI) Pendidikan 2024 di Gedung KPK, Jakarta, Kamis, 24 April 2025.

Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana mengatakan akan menerapkan standard operating procedure (SOP) untuk mencegah kasus keracunan kembali terjadi. Salah satunya adalah sisa makanan harus dikembalikan ke dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Ini untuk memudahkan uji laboratorium sampel MBG.

"Karena untuk uji lab harus membandingkan sampel makanan yang ada di dapur dengan yang sudah terkirim ke sekolah," kata Dadan saat ditemui di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Kamis, 24 April 2025.

Rachel Farahdiba Regar, Rosniawanti Fikry Tahir, Deden Abdul Aziz berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Pilihan Editor: Matahari Kembar Jokowi-Prabowo: Siapa Bosnya?

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |