Intai Anak Malnutrisi, Norovirus Jadi Ancaman Kesehatan Baru

7 hours ago 1

Anak-anak yang terinfeksi norovirus memiliki risiko kesulitan menyerap nutrisi karena terdapat peradangan pada usus.

25 April 2025 | 13.24 WIB

Ilustrasi Norovirus. Shutterstock

Ilustrasi Norovirus. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Norovirus adalah salah satu jenis virus dari golongan enterovirus yang menyebabkan diare dengani prevalensi tertinggi kedua di Indonesia setelah rotavirus. Berbeda dengan rotavirus, norovirus belum mempunyai vaksin sehingga akan lebih sulit dalam pengendaliannya.

Dosen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) yang juga peneliti di Kelompok Studi Viral Diarrhea, Institute of Tropical Disease, Universitas Airlangga (UNAIR), Anisa Lailatul Fitria, memaparkan potensi ancaman kesehatan norovirus, khususnya di Indonesia.

Ancam Anak Malnutrisi

Anisa menyebut norovirus memiliki potensi untuk menjadi agen diare setelah rotavirus dapat ditekan dengan vaksinasi. Hal ini terjadi karena belum adanya vaksin untuk virus ini. Potensi ini diperkuat dengan hasil penelitian yang menunjukkan prevalensi virus ini cukup tinggi di negara-negara yang cakupan vaksin rotavirusnya cukup tinggi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Norovirus sendiri replikasi dan penyebarannya sangat cepat karena tergolong virus RNA. Penelitian yang kami lakukan menunjukkan anak-anak yang terinfeksi norovirus, baik yang bergejala maupun tidak, memiliki risiko kesulitan menyerap nutrisi karena terdapat peradangan pada usus,” kafa Anisa melalui keterangan tertulis, Jumat, 25 April 2025.

Anisa menyebut anak malnutrisi lebih berisiko terinfeksi norovirus akibat sistem imun yang lemah. Menurut dia, kekurangan nutrisi pada anak menyebabkan imunitas menurun, sehingga agen penyakit akan semakin masuk dan menyebabkan penyakit. Selain itu, masih banyak masyarakat yang belum paham dengan perbedaan diare akibat infeksi virus dan bakteri.

“Pada diare akibat infeksi virus, akan terlihat feses yang cair dengan ampas yang sedikit, sedangkan pada infeksi bakteri, pada feses akan muncul lendir dan terkadang darah. Selain itu, diare akibat infeksi virus dapat menyebabkan pasien mengalami dehidrasi akibat air yang terbuang melalui feses dan dapat berisiko kematian,” ungkapnya.

Tindakan Preventif

Anisa menyebut bahwa tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus ini secara masif. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi kunci dalam mencegah infeksi norovirus. Selain itu, penting untuk memperhatikan hewan peliharaan, karena norovirus dapat ditransmisikan melalui feses hewan peliharaan seperti kucing dan anjing. 

“Perlu edukasi kepada ibu maupun caretaker mengenai bahaya dan tindakan preventif dalam mencegah infeksi virus ini. Selain itu, sebagai akademisi kami melakukan berbagai studi yang ke depannya akan digunakan dalam penanganan virus ini supaya tidak terjadi outbreak dan dapat ditekan penyebarannya,” kata dia.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |