Pre-Diabetes Bisa Menyerang Anak Muda: Cek Gejala dan Cara Mencegahnya Menurut Ahli Gizi

4 hours ago 2

CANTIKA.COM, Jakarta - Kondisi pre-diabetes bukan hanya masalah orang tua. Faktanya, hampir 1 dari 4 remaja dan dewasa muda berisiko mengalami kondisi ini. Di Indonesia, meskipun data spesifik terbatas, tren global menunjukkan bahwa gaya hidup modern turut memengaruhi kesehatan generasi muda kita.

Pre-diabetes Bisa Menyerang Siapa Saja, Termasuk Kamu

Pre-diabetes adalah kondisi di mana kadar gula darah kamu lebih tinggi dari normal, namun belum cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes tipe 2. Yang mengejutkan, kondisi ini nggak cuma menyerang orang tua, tapi juga anak muda.

Berdasarkan data dari CDC, sekitar 27,8% orang dewasa muda berusia 18–44 tahun di AS memiliki pre-diabetes. Di Indonesia, meskipun data spesifik terbatas, tren global menunjukkan bahwa gaya hidup modern turut memengaruhi kesehatan generasi muda kita.

Ciri-Ciri Pre-Diabetes yang Perlu Diwaspadai

Gejala pre-diabetes sering kali nggak kentara. Tapi, beberapa tanda yang perlu kamu waspadai antara lain:

  • Sering merasa haus dan sering buang air kecil

  • Penglihatan kabur

  • Mudah lelah

  • Kulit menjadi gelap di area leher, ketiak, atau belakang lutut

  • Luka yang sulit sembuh

  • Sering kesemutan di tangan atau kaki

Jika kamu mengalami gejala-gejala tersebut, segera konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk evaluasi lebih lanjut. Mengenali gejala ini sejak dini akan memudahkan kamu dalam mengambil langkah preventif yang lebih cepat.

Cara Mengetahui Pre-Diabetes Menurut Ahli Gizi

Untuk mengetahui apakah kamu mengalami pre-diabetes, dokter atau ahli gizi akan melakukan beberapa tes darah, antara lain:

  1. Tes Gula Darah Puasa (GDP): Mengukur kadar gula darah setelah berpuasa selama 8 jam. Kadar gula darah antara 100–125 mg/dL menunjukkan pre-diabetes.

  2. Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO): Mengukur kadar gula darah setelah mengonsumsi larutan gula khusus. Kadar gula darah antara 140–199 mg/dL menunjukkan pre-diabetes.

  3. Tes Hemoglobin A1c (HbA1c): Mengukur rata-rata kadar gula darah dalam 2–3 bulan terakhir. Kadar HbA1c antara 5,7–6,4% menunjukkan pre-diabetes.

Tes-tes ini membantu dokter atau ahli gizi dalam mendiagnosis pre-diabetes dan merencanakan langkah pencegahan yang tepat.

Langkah Preventif yang Bisa Kamu Lakukan

Untuk mencegah pre-diabetes berkembang menjadi diabetes tipe 2, kamu bisa melakukan beberapa langkah berikut:

  • Menjaga berat badan ideal: Kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko resistensi insulin.

  • Aktif bergerak: Melakukan aktivitas fisik secara rutin, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang, dapat membantu mengontrol kadar gula darah.

  • Mengonsumsi makanan sehat: Pilih makanan yang kaya serat, seperti buah, sayur, dan biji-bijian utuh, serta batasi konsumsi makanan tinggi gula dan lemak jenuh.

  • Mengelola stres: Stres dapat memengaruhi kadar gula darah. Teknik relaksasi, seperti meditasi atau yoga, dapat membantu mengelola stres.

  • Tidur yang cukup: Kurang tidur dapat memengaruhi metabolisme tubuh dan meningkatkan risiko pre-diabetes. Usahakan untuk tidur selama 7–9 jam setiap malam.

Pre-diabetes adalah kondisi yang perlu diwaspadai karena dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2 jika tidak segera ditangani. Mengenali gejala awal dan melakukan tes darah secara rutin dapat membantu deteksi dini.

Dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti menjaga berat badan ideal, aktif bergerak, dan mengonsumsi makanan sehat, kamu dapat meningkatkan kesehatan dan mencegah pre-diabetes berkembang menjadi diabetes tipe 2. Segera konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi jika kamu memiliki faktor risiko atau mengalami gejala yang mencurigakan.

Pilihan Editor: Ketahui Tanda Diabetes Tipe 1 pada Anak, Menurut Dokter

EATINGWELL | JAMA | CDC

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |