Penjelasan Bareskrim Soal Arsip Skripsi Jokowi yang Baru Diunggah pada 2019

6 hours ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri mengungkapkan skripsi milik mantan Presiden Joko Widodo telah didigitalisasi pada 2016, namun baru diunggah secara digital dalam sistem Perpustakaan Terpadu Digital Universitas Gadjah Mada (PTD UGM) pada 2019. Polisi mengatakan digitalisasi arsip skripsi Jokowi dilakukan UGM karena bangga alumninya menjadi presiden.

“Karena wujud kebanggaan dari Fakultas Kehutanan ada yang menjadi tokoh nasional, menjadi presiden, oleh admin di-upload dan itu hanya satu-satunya yang di-upload," kata Direktur Tindadk Pidana Umum (Dirtippidum) Bareskrim Mabes Polri Brigadir Jenderal Djuhandhani Rahardjo Puro dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, 22 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam penjelasannya, Djuhandhani menyampaikan UGM baru memiliki aplikasi PTD pada 2010. Adapun, Fakultas Kehutanan tempat Jokowi kuliah baru mengunggah arsip skripsi digital milik angkatan yang lulus pada 1990.

Meski demikian, Djuhandhani mengatakan akses bagi publik terhadap data-data digital tersebut bersifat terbatas. Tanpa menjelaskan lebih lanjut, Djuhandhani hanya mengatakan hal itu merupakan kebijakan internal kampus.

"Untuk akses beberapa hal terkait data-data yang ada di UGM, itu memang sebagian bisa diakses, namun ada juga yang tidak bisa diakses oleh publik. Karena ini juga menyangkut rumah tangga UGM sendiri," ucapnya.

Bareskrim telah melaksanakan uji banding terhadap ijazah sarjana milik Jokowi dengan tiga ijazah milik rekannya yang berkuliah di Fakultas Kehutanan UGM pada periode yang sama.

"Penyelidik mendapatkan dokumen asli ijazah sarjana kehutanan nomor 1120 atas nama Joko Widodo dengan NIM 1681KT Fakultas Kehutanan UGM pada tanggal 5 November 1985," tutur Djuhandhani.

Uji pembanding itu meliputi bahan kertas, pengaman kertas, teknik cetak, tinta tulisan, cap stempel dan tinta tanda tangan milik dekan dan rektor. Dari penelitian laboratorium dan uji pembanding itu, kata Djuhandhani, disimpulkan antara bukti dan pembanding adalah identik atau berasal dari satu produk yang sama.

Djuhandani bahkan mengatakan map ijazah Jokowi sama dengan map yang dimiliki oleh tiga teman kuliahnya yang dijadikan pembanding. Map tersebut adalag map yang sama ketika mereka terima ijazah pertama kali dari UGM. "Kalau saya katakan sudah kumal, sama dengan yang lainnya," katanya.

Hasil uji pembanding itu membuat Bareskrim tak meneruskan laporan soal dugaan ijazah palsu Jokowi ke tahap penyidikan.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |