Mengenal Faktor-faktor Risiko dan Pencegahan Penyakit TBC

5 hours ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit menular tersebab bakteri Mycobacterium tuberculosis. Meski TBC lebih jarang terjadi di negara-negara maju, penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan serius di banyak bagian dunia, termasuk Indonesia.

TBC menyebar melalui udara ketika seseorang dengan TBC aktif batuk, bersin, atau berbicara, melepaskan droplet yang mengandung bakteri ke udara. Orang lain dapat terinfeksi dengan menghirup droplet ini. Namun tak semua orang yang terpapar akan langsung sakit. Sistem kekebalan tubuh sering kali dapat melawan bakteri sebelum menyebabkan infeksi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Faktor Risiko

Dikutip dari Mayo Clinic, TBC dapat menyerang siapa saja, namun faktor-faktor tertentu meningkatkan risiko terkena infeksi. Faktor-faktor lain meningkatkan risiko infeksi menjadi penyakit TBC aktif. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit merekomendasikan tes TB bagi orang yang berisiko tinggi terkena infeksi TB atau penyakit TB aktif. 

1. Risiko Infeksi TB

Kondisi hidup atau kerja tertentu memudahkan penyakit menular dari satu orang ke orang lain. Kondisi berikut meningkatkan risiko tertular infeksi TB:

  • Hidup dengan seseorang dengan penyakit TB aktif.
  • Tinggal atau bepergian di negara di mana TB umum terjadi.
  • Tinggal atau bekerja di tempat-tempat di mana orang tinggal berdekatan, seperti penjara, panti jompo, dan tempat penampungan bagi para tunawisma.
  • Tinggal di komunitas yang diidentifikasi berisiko tinggi terkena tuberkulosis.
  • Bekerja di bidang perawatan kesehatan dan merawat orang dengan risiko tinggi TB.

2. Risiko Penyakit TB Aktif

Sistem kekebalan tubuh yang lemah meningkatkan risiko infeksi TB menjadi penyakit TB aktif. Kondisi atau pengobatan yang melemahkan sistem kekebalan tubuh meliputi:

  • HIV/AIDS.
  • Diabetes.
  • Penyakit ginjal parah.
  • Kanker kepala, leher dan darah.
  • Malnutrisi atau berat badan rendah.
  • Perawatan kanker, seperti kemoterapi.
  • Obat untuk mencegah penolakan organ yang ditransplantasikan.
  • Penggunaan steroid resep dalam jangka panjang.
  • Penggunaan obat-obatan terlarang yang disuntikkan.
  • Penyalahgunaan alkohol.
  • Merokok dan menggunakan produk tembakau lainnya.

3. Usia dan Penyakit TB Aktif

Risiko infeksi TB menjadi penyakit TB aktif berubah seiring bertambahnya usia. Di bawah usia 5 tahun, mereka memiliki risiko tinggi infeksi TB menjadi penyakit TB aktif. Namun, risikonya lebih besar pada anak di bawah usia 2 tahun. Tuberkulosis pada kelompok usia ini sering menyebabkan penyakit serius pada cairan di sekitar otak dan tulang belakang, yang disebut meningitis.

Sementara, rang-orang dalam kelompok usia  15 hingga 25 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit TBC aktif yang lebih parah di paru-paru. Untuk usia 65 tahun ke atas, sistem kekebalan tubuh melemah selama usia lanjut. Orang dewasa yang lebih tua memiliki risiko lebih besar terkena penyakit TBC aktif. Selain itu, penyakit ini mungkin lebih sulit diobati.

Pencegahan

Jika Anda mengidap penyakit TBC aktif, Anda perlu mengambil langkah-langkah untuk mencegah orang lain tertular infeksi. Anda akan minum obat selama empat, enam, atau sembilan bulan. Minum semua obat sesuai petunjuk selama masa pengobatan.

Selama 2 hingga 3 minggu pertama, Anda akan dapat menularkan bakteri TB ke orang lain. Dikutip dari Cleveland Clinic, Anda dapat mengurangi risiko tertular dan menyebarkan TB dengan langkah-langkah berikut:

  • Mencuci tangan secara menyeluruh dan sering
  • Batuk ke siku atau menutup mulut saat batuk
  • Menghindari kontak dekat dengan orang lain
  • Pastikan Anda meminum semua obat sesuai resep
  • Tidak kembali bekerja atau sekolah sampai Anda mendapat izin dari penyedia layanan kesehatan Anda

Di rumah sakit, tindakan paling penting untuk menghentikan penyebaran TB adalah memiliki ventilasi yang tepat dan menggunakan alat pelindung diri.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |