Sikap Uni Eropa dan Inggris atas Agresi Israel di Gaza

6 hours ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Hubungan negara-negara Eropa dengan Israel mulai renggang. Uni Eropa dan Inggris mulai memberikan tekanan kepada Israel karena memulai operasi militer baru di Gaza, Jumat, 16 Mei 2025.

Israel telah memblokir berbagai bantuan medis, makanan, dan bahan bakar ke Gaza sejak awal Maret lalu. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan ini sebagai upaya mempertahankan diri dengan adil untuk meraih kemenangan total. Ia pun menyatakan akan mengakhiri perang jika sandera yang ditahan Hamas dilepaskan dan ada demiliterisasi Jalur Gaza.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berikut sikap pemerintah negara Eropa, Inggris dan Kanada atas agresi baru Israel di Gaza:

Inggris, Kanada dan Perancis

"Kami menentang segala upaya untuk memperluas permukiman di Tepi Barat ... Kami tidak akan ragu untuk mengambil tindakan lebih lanjut, termasuk sanksi yang ditargetkan", kata pernyataan bersama tiga negara yang dirilis Pemerintah Inggris, 19 Mei 2025, seperti dikutip dari Chanelnews Asia.

Pemimpin ketiga negara juga memperingatkan Israel tentang bencana kelaparan yang mengancam jika pembatasan bantuan diberlakukan. "Penolakan Pemerintah Israel atas bantuan kemanusiaan penting bagi penduduk sipil tidak dapat diterima dan berisiko melanggar Hukum Humaniter Internasional," bunyi pernyataan pemimpin ketiga negara itu.

Inggris, Kanada, dan Perancis menyatakan eskalasi yang dilakukan Israel tidaklah proporsional. Mereka mengatakan pemblokiran bantuan tersebut dengan tegas sebagai tindakan mengerikan.

Uni Eropa dan Inggris

Uni Eropa dan Inggris menegaskan akan meninjau kembali kesepakatan kerja sama perdagangannya dengan Israel. Seperti dilansir France24 dan Aljazeera, keputusan ini atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang disebabkan oleh blokade Israel terhadap bantuan kemanusiaan terhadap warga Palestina ke Gaza.

Uni Eropa mengatakan akan meninjau kembali kesepakatan kerja sama perdagangannya dengan Israel atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia menyusul pertemuan para menteri luar negeri pada Selasa.

Diplomat utama Uni Eropa, Kaja Kallas mengatakan "mayoritas" dari 27 negara anggotanya yang bertemu di Brussels mendukung langkah tersebut. Kallas menambahkan "negara-negara tersebut melihat bahwa situasi di Gaza tidak dapat dipertahankan... dan yang kami inginkan adalah membuka blokir bantuan kemanusiaan". Langkah tersebut bertujuan untuk menentukan apakah Israel telah melanggar kewajiban hak asasi manusianya berdasarkan Pasal 2 Perjanjian Asosiasi Uni Eropa-Israel.

Swedia

Swedia mengatakan akan menekan Uni Eropa untuk menjatuhkan sanksi terhadap para menteri Israel. "Karena kami tidak melihat adanya perbaikan yang jelas bagi warga sipil di Gaza, kami perlu meningkatkan nada lebih jauh," kata Menteri Luar Negeri Maria Malmer Stenergard.

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot, yang berbicara di parlemen, menyambut baik keputusan tersebut dan mengatakan 17 dari 27 negara anggota Uni Eropa telah mendukung proposal tersebut.

Sita Planasari berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Fenomena Perusahaan Bayangan Korporasi Juara Deforestasi

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |