TEMPO.CO, Solo - Sidang lanjutan perkara wanprestasi atas pembatalan produksi massal mobil Esemka dengan tergugat I mantan presiden Joko Widodo akan kembali digelar di Pengadilan Negeri Solo, Kamis, 15 Mei 2025. Agenda utama berupa mediasi antara penggugat dan para tergugat.
Ardian Pratomo, kuasa hukum Aufa Luqmana Re A selaku penggugat, mengatakan pihaknya akan menawarkan perdamaian. “Jika di antara para pihak itu bisa ketemu perdamaiannya tentu akan ada kemungkinan untuk damai," ujarnya ketika ditemui wartawan di PN Kota Solo, Kamis, 8 Mei 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, pihaknya akan menjadikan sidang pekan depan untuk membangun komunikasi yang baik dengan pihak tergugat. "Karena gugatan ini bukan untuk mendiskreditkan individu, tetapi ini terkait dengan program nasional secara besar," kata dia.
Namun, sementara ini pihaknya masih ingin memperbaiki proposal perdamaian karena dirasa masih belum begitu “menggigit”. "Sehingga kami perlu melakukan revisi ulang dengan melibatkan prinsipal," tuturnya.
Kuasa hukum Jokowi, YB Irpan, mengungkapkan mediator memang mengarahkan agar kedua belah pihak berdamai. Mediator juga meminta kubu Jokowi dan Aufaa Luqmana Re A sudah saling bertukar proposal perdamaian sebelum persidangan. "Dengan harapan saat mediasi bisa langsung memberikan satu pandangan. Intinya seperti itu," katanya.
Dalam gugatan ini, Jokowi tidak pernah hadir ke persidangan. Ia selalu diwakili YB Irpan. Pun dengan mantan wakil presiden Ma'ruf Amin selaku tergugat II. Ma’ruf tidak hadir, juga tidak mengirimkan kuasa hukum.
PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) sebagai pabrik mobil Esemka dan tergugat III juga diwakili oleh kuasa hukumnya, Sundari, untuk hadir di persidangan.
Sementara Aufa Luqmana Re A selaku penggugat dalam perkara nomor 96/pdt.g/2025/PN-Skt itu juga tidak hadir dan diwakili oleh kuasa hukumnya Ardian Pratomo. Aufa merupakan anak dari Koordinator Masyarakat Anti-korupsi (MAKI) Boyamin Saiman.
