Pemprov Jawa Tengah Tak Kirim Anak Nakal ke Barak Militer, Taj Yasin: Kita Bukan Negara Siap Perang

3 hours ago 1

TEMPO.CO, Semarang - Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin menegaskan tak akan mengirim anak nakal ke barak militer. Dia menyebut Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memiliki aturan dalam menegakkan disiplin bagi anak-anak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami kan ada aturannya, kita bukan negara yang siap perang kok. Kami sudah tahu kedisplinan itu wajib," kata Taj Yasin pada Kamis, 15 Mei 2025. Menurut dia, mendidik kedisplinan kepada anak nakal bisa dilakukan tanpa memasukkan pelajar ke barak militer. 

Taj Yasin mengatakan, setiap daerah memiliki karakteristik permasalahan masing-masing. Sehingga penyelesaian pesoalan di satu wilayah bisa berbeda.

Dia berharap masyarakat tak membandingkan cara Pemprov Jawa Tengah menangani kenakalan pelajar dengan daerah lain. "Sama-sama menjalankan tugas yang tujuannya adalah kesejahteraan masyarakat," ucapnya.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi membuat keputusan mengirim anak yang dikategorikan nakal ke barak militer. Keputusan itu menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI menemukan fakta bahwa anak-anak yang dikirim ke barak militer untuk mengikuti pendidikan karakter justru merasa tak betah.

“Sebagian dari mereka mengikuti diklat ini karena rekomendasi guru BK. Ada yang mengatakan tidak betah, ingin tetap belajar di sekolah, dan bahkan ada yang mencoba keluar dari depo pendidikan (dodik) dengan alasan ingin membeli makanan ringan,” kata Komisioner KPAI Aris Adi Leksono kepada Tempo, Senin, 12 Mei 2025.

Meski tak ditemukan kekerasan fisik, Aris mencatat adanya tanda-tanda kelelahan yang dirasakan para peserta didik. Hal itu tercermin saat mereka mengikuti materi. “Anak-anak tampak lelah, sehingga saat ada materi ada yang mengantuk, tidak fokus, dan berbicara antar teman,” ujar Aris.

Temuan itu sejalan dengan hasil pengawasan resmi KPAI di dua lokasi penyelenggaraan program, yakni Dodik Bela Negara Rindam III Siliwangi di Bandung Barat dan Barak Militer Resimen 1 Sthira Yudha di Purwakarta. Dalam pengawasan tersebut, KPAI berdialog langsung dengan siswa, mewawancarai mereka secara tertutup.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |