Mengeanl Festival Cheng Chau Bun di Hong Kong

16 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta - Festival Cheung Chau Bun di Hong Kong berlangsung meriah. Puncak festival tahunan itu digelar selama dua hari 5 dan 6 Mei 2025 di Pulau Cheng Chau. Pengunjung pun berbondong-bondong narik feri ke pulau itu untuk merasakan suasana yang semarak.

Perayaan dimulai dengan parade anak-anak mengenakan kostum, yang disebut “Piu Sik,” yang berarti “warna yang mengambang", pada 5 Mei 2025. Anak-anak yang mengenakan kostum dewa-dewi legendaris atau tokoh-tokoh bersejarah dibawa di atas panggung di atas kerumunan orang, berjalan santai melalui jalan-jalan sempit di pulau itu, seperti dilansir dari The Standard HK.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Puncaknya adalah pada Senin tengah malam hari, dengan acara pesta roti. Acara ini melibatkan peserta dari penduduk Cheng Chau maupun anggota klub pajabat tebing. Mereka harus memanjat menara yang ditutupi roti plastik. Siapa pun yang berhasil mendapatkan roti paling bernilai adalah pemenangnya. Roti yang berada di bagian atas memiliki nilai lebih tinggi.

Kompetisi tersebut ditangguhkan selama puluhan tahun setelah sebuah kecelakaan pada tahun 1978 ketika menara roti dari bambu runtuh dan menyebabkan cedera. Tradisi ini dilanjutkan pada tahun 2005 digantikan dengan menara logam.

Cheng Chau Bun Festival. (cheung-chau.com)

Sejarah Festival Cheng Chau Bun

Festival Cheng Chau kadang disebut sebagai festival "Da Jiu". Asal usul ini bermula saat pulau itu tererserang wabah penyakit yang mematikan pada akhir Dinasti Qing. Penduduk mengikuti tradisi Tao setempat untuk memohon bantuan para dewa dan menggunakan roti kukus putih sebagai persembahan untuk mengusir roh jahat.

Setelah wabah mereda, sebagai ungkapan syukur penduduk pulau masih melakukan ritual tersebut, dan berkembang menjadi festival meriah seperti saat ini. Saat ini, penduduk dan pengunjung pulau memakan roti kukus putih sebagai bagian dari perayaan. Roti ini disebut “Ping On Bao” dalam bahasa Kanton, yang berarti roti “perdamaian”, dan dicap dengan dua karakter Cina berwarna merah yang berarti “perdamaian” dan “keselamatan”. 

Pada tahun 2011, festival lokal yang unik ini dicantumkan pada daftar nasional ketiga Warisan Budaya Takbenda, seperti dilansir dari Time Out. Festival Cheung Chau Bun berlangsung pada hari kedelapan bulan keempat penanggalan lunar, bertepatan dengan perayaan Hari Ulang Tahun Buddha di Hong Kong.

Kegiatan festival berlangsung selama empat hari, tetapi hanya pada hari ketiga ada parade, dan hari inilah yang merupakan hari libur umum dan saat pulau dikunjungi untuk melihat festival. Pada dua hari pertama, dan pada pagi hari ketiga, hanya makanan vegetarian yang dimakan. Pada hari keempat masih ada beberapa kegiatan, tetapi sebagian besar merupakan kegiatan masyarakat setempat.

Kebanyakan penduduk dan pengunjung lainnya  ingin berkunjung pada Hari ke-3 untuk melihat Parade. Namun pada hari ke-1 dan ke-2 juga dapat berkunjung untuk menyantap makanan vegetarian tradisional, dan melihat menara roti serta berbagai tarian naga dan pertunjukan opera yang diadakan di sekitar Kuil Pak Tai.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |