Konklaf: Arti Asap Hitam dan Putih yang Mengepul dari Cerobong

13 hours ago 2

SETELAH Paus Fransiskus wafat pada 21 April 2025 maka berakhir masa kepemimpinan spiritual tertinggi Gereja Katolik. Kekosongan takhta kepausan ini mendorong pelaksanaan konklaf kepausan untuk memilih pemimpin baru. Dikutip dari Antara Senin, 5 Mei 2025, salah satu simbol yang terkenal dalam proses ini kemunculan asap dari cerobong Kapel Sistina yang telah menjadi isyarat hasil pemungutan suara para kardinal.

Pada 7 Mei 2025 sebagai dimulainya konklaf Paus baru, setelah para kardinal yang hadir dalam Kongregasi Umum kelima sepakat dalam pertemuan Senin pagi waktu setempat, dikutip dari Vatican News.

Asap Hitam dan Putih

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seluruh proses konklaf dilaksanakan tertutup. Semua bentuk komunikasi dari dan ke luar Vatikan selama konklaf dilarang. Pada saat proses konklaf satu-satunya corong informasi bagi umat dan dunia luar adalah kepulan asap dari cerobong Kapel Sistina. Asap hitam (fumata nera) yang mengepul dari cerobong artinya belum ada kesepakatan yang tercapai. Ini berarti belum ada calon yang memperoleh mayoritas dua pertiga suara dari total pemilih. Jika asap putih (fumata bianca) telah mengepul menjadi penanda bahwa seorang paus baru telah terpilih.

Hal ini dilakukan setelah setiap putaran yang bisa berlangsung hingga empat kali dalam sehari. Saat asap putih akhirnya mengepul nama paus baru akan diumumkan kepada publik disertai pemunculannya di balkon utama Basilika Santo Petrus.

Kardinal Protodiakon akan muncul di balkon tengah Basilika Santo Petrus dan menyampaikan pengumuman. “Annuntio vobis gaudium magnum: Habemus Papam!” (“Aku memberitahukan kepada kalian kabar sukacita besar: Kita telah memiliki Paus!”)

Paus baru tampil di hadapan umat untuk memberikan berkat pertamanya.. Suara lonceng bergema dan umat di Lapangan Santo Petrus menyambut kabar Paus baru. Beberapa hari kemudian, Paus baru akan menjalani upacara pelantikan dan mengambil alih Takhta Kepausan secara penuh dengan menerima kepemilikan Basilika Lateran gereja katedral Keuskupan Roma.

Titik Nurmalasari, Dewi Rina Cahyani turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |