INFO BISNIS – Suradi, pemilik Dunia Kopi di Pasar Santa, Jakarta Selatan, sedang melakukan transaksi Real Time Online (RTOL) di aplikasi JakOne Mobile bersama temannya, Herfan, pengusaha Sareeng Kopi. Suradi kemudian beranjak ke sebuah kursi kosong dan memberi acungan jempol. “Sukses terkirim,” katanya kepada Herfan pada Kamis, 8 Mei 2025.
Suradi memiliki dua rekening di BUMD Pemerintah Provinsi DKI itu. Dia termasuk nasabah prioritas. Pria berusia 53 tahun ini bercerita bagaimana dia mengenal Bank DKI. Bermula pada 2021 saat bank tersebut memberikan bantuan pembiayaan kepada ratusan pedagang di Pasar Santa, serta melaksanakan pelatihan digital terkait pembayaran menggunakan QRIS.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami semua diajarkan pembayaran pakai sistem Cash Management System (CMS). Saya jadi salah satu role model untuk sistem tersebut,” katanya. Bank DKI memang meluncurkan program SIAP QRIS di pasar tersebut pada 2021. Terdapat 463 pedagang yang memiliki rekening di Bank DKI. Dari jumlah itu, sebanyak 374 kios yang melakukan pembayaran Biaya Pengelolaan Pasar menggunakan autodebet melalui CMS ataupun JakOne Bills Bank DKI.
Pemilik Dunia Kopi, Suradi sedang melakukan transaksi menggunakan QRIS di Pasar Santa, Jakarta Selatan, pada Kamis, 8 Mei 2025. TEMPO/Abdul Karim
Sebab itu, Suradi tetap setia menjadikan Bank DKI sebagai salah satu pengisi pundi-pundinya. Dunia Kopi di Pasar Santa -disebut juga Santa Modern Market, menempati sekitar 15 kios yang tersebar di beberapa lorong. Dia juga membeli area roof top yang dijadikan tempat memanggang (roasting) kopi dengan mesin-mesin besar. “Semua mesin bekerja 12 jam setiap hari, tidak pernah libur,” ujarnya.
Jenis kopi yang dijual bervariasi, dari berbagai daerah di Indonesia. Sebut saja Kopi Gayo, Kopi Mandailing, Kopi Excelsa dari Jambi, Kopi Ciwidey, Kopi Bajawa, Kopi Wamena, dan banyak lagi. Harga per kilogram dari yang termurah sekitar Rp 200 ribu hingga jutaan rupiah. Contohnya, Kopi Luwak dibanderol Rp 500 ribu per kilogram. Dalam sehari 1 ton biji kopi laris dibeli pelanggan, sehingga dapat dibayangkan omzet menggiurkan yang ia peroleh.
Bisnisnya yang menggelembung seperti ikan buntal ini, berawal dari satu kios pada tahun 2000 dengan bantuan Kredit Usaha Rakyat atau KUR dari sejumlah bank. Dalam waktu singkat, keuntungan Dunia Kopi berlipat ganda. “Tahun 2004 saya sudah bisa beli rumah. Setahun kemudian beli mobil,” tutur Suradi.
Sebagai bentuk terima kasih kepada pelanggan dan mengenalkan nikmatnya seduhan biji-biji hitam, ia menyediakan kopi gratis di salah satu kiosnya. Setiap hari, ditaksir lebih dari 100 orang berdatangan. Mereka bebas memilih varian yang diminati. Americano, cappucino, v60, latte, kopi gula aren, hingga kopi tubruk.
“Niat saya ingin membuat semua orang, terutama anak muda, jadi penggemar kopi, karena negara kita ini kaya dengan kopi. Inilah salah satu cara membuat kopi Indonesia semakin mendunia, sesuai dengan nama Dunia Kopi, kan?” ucapnya sambil tergelak.
Selain nasabah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) seperti Suradi, kembali pulihnya layanan Bank DKI turut diakui sejumlah nasabah perorangan. Di pusat Jakarta, Amelia Aldina, petugas Penyedia Jasa Lainnya Perorangan Unit Pengelola Kawasan Monumen Nasional (Monas), mengaku senang karena JakOne Mobile kembali menyediakan opsi RTOL untuk transfer antarbank. “Ini memudahkan saya dalam melakukan transaksi,” ujarnya.
Kini, fitur-fitur seperti transfer dan cek saldo yang sering ia gunakan pun bisa diakses dengan lancar. Amelia menjelaskan, perbedaan sebelum dan sesudah dipulihkan sangat signifikan. “Sekarang sudah bisa transfer antarbank. Stabil dan tidak ada masalah teknis,” katanya.
Ia mengaku, kendati sempat mengalami kendala saat melakukan transaksi beberapa waktu lalu, Amelia tetap percaya dengan Bank DKI. “Saya tetap percaya dan nyaman menggunakan JakOne. Bank DKI pasti akan terus meningkatkan layanannya,” ujar dia.
Sementara itu, Ratri Wulandari, guru di SDN Munjul 01, Cipayung, Jakarta Timur, mengaku baru menyadari transfer antarbank di JakOne Mobile sudah pulih. Nyaris sepekan ia tidak membuka aplikasi tersebut. “Senang, kembali mempermudah urusan, karena aktivitas saya banyak menggunakan JakOne Mobile,” katanya.
Meski belum sempat mencoba fitur RTOL pascapemulihan, Ratri tetap merasa nyaman menggunakan JakOne Mobile, sebab antarmuka pengguna (user interface/UI) lebih mudah dipahami. Dia merasa tenang dan percaya aplikasi perbankan digital milik Bank DKI ini mampu menjaga kepercayaan nasabah dengan pelayanannya. (*)