TEMPO.CO, Jakarta - Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo memastikan akan mengikuti konklaf untuk mencari pengganti Paus Fransiskus di Vatikan. Kegiatan itu merupakan pertemuan Dewan Kardinal yang dihelat di kapel Sistina, Vatikan untuk menentukan sri paus yang baru.
"Iya, saya wajib ikut konklaf karena saya termasuk kardinal yang berusia di bawah 80 tahun," kata Kardinal Suharyo kepada Tempo, Kamis, 24 April 2025. Saat ini Kardinal Ignatius Suharyo berusia 74 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Suharyo adalah satu-satunya kardinal di Indonesia yang memenuhi syarat untuk menghadiri konklaf. Dia akan memiliki hak untuk dipilih dan memilih menjadi paus baru.
Dia mengatakan, tidak membuat persiapan khusus untuk mengikuti konklaf tersebut. "Saya akan mengikuti saja agenda yang pasti sudah disiapkan," ujarnya.
Kardinal Ignatius Suharyo berencana akan berangkat ke Vatikan pada 3 atau 4 Mei untuk mengikuti konklaf. Sebab, dia berujar, secara aturan konklaf akan dimulai 15 hari setelah Sri Paus wafat. Adapun Paus Fransiskus wafat pada 21 April 2025.
Selain Kardinal Ignatius Suharyo, laman resmi Vatikan menyebut ada 135 kardinal yang memenuhi syarat memilih orang selanjutnya untuk mengisi Tahta Suci Vatikan. Sementara itu, total kardinal di dunia terdapat 252 orang.
Konklaf akan segera digelar setelah Paus Fransiskus wafat pada Senin, 21 April 2025 atau satu hari setelah peringatan Paskah. Dalam momen Paskah, Paus menyampaikan beberapa pesan melalui seorang ajudan, sementara laki-laki asal Argentina itu hanya muncul sesaat di balkon Basilika Santo Petrus.
Paus sempat dirawat di rumah sakit pada tanggal Februari 2025 karena menderita bronkitis yang berkembang menjadi pneumonia ganda. Ia pernah menderita radang selaput dada saat beranjak dewasa dan sebagian paru-parunya telah diangkat. Dokter ketika itu meminta Fransiskus untuk beristirahat selama dua bulan di kediamannya di Vatikan untuk pemulihan.
Sebelum wafat, dokter menyarankan Paus untuk membatasi aktivitasnya, sehingga ia tidak memimpin Misa Paskah di Vatikan. Namun, ia tetap hadir di akhir acara untuk memberikan berkat Urbi et Orbi atau kepada kota dan dunia serta menyampaikan pesan perdamaian.