GoTo Tanggapi Isu Merger dengan Grab: Belum Ada Kesepakatan

5 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) tak membantah atau membenarkan soal rencana merger perseroan dengan perusahaan teknologi, Grab. Manajemen GOTO mengakui menerima berbagai tawaran bisnis dari berbagai pihak.

Sekretaris Perusahaan R.A. Koesoemohadiani mengatakan manajemen memang memiliki kewajiban menjajaki berbagai potensi bisnis. Langkah ini termasuk mengevaluasi secara menyeluruh dari berbagai tawaran, sehingga belum ada kesepakatan. “Belum ada kesepakatan antara Perseroan dengan pihak manapun,” kata dia dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Kamis, 8 Mei 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kehati-hatian itu, kata Koesoemohadiani, bertujuan memaksimalkan kerja sama apabila rencana bisnis terealisasi. Menurut dia, manajemen memperhatikan kelangsungan perseroan, termasuk meningkatkan nilai jangka panjang bagi seluruh pemegang saham. “Dengan memperhatikan kepentingan terbaik bagi mitra pengemudi, mitra UMKM, pelanggan, karyawan dan seluruh pemangku kepentingan kunci,” kata Koesoemohadiani 

Namun demikian, Koesoemohadiani mengatakan hingga saat ini belum ada kesepakatan dari berbagai tawaran bisnis tersebut. “Perseroan belum mencapai keputusan apapun terkait penawaran yang mungkin telah diketahui atau diterima oleh Perseroan,” kata dia. 

Koesoemohadiani mengatakan hasil kinerja perseroan di kuartal I 2025 menunjukkan kinerja baik. GOTO mencatatkan EBITDA yang disesuaikan tertinggi untuk unit bisnis fintech, on-demand service, dan pertumbuhan gross transaction value (GTV) atau nilai transaksi bruto inti tahunan. “Mencerminkan bauran produk Perseroan yang kuat dan eksekusi strategis di seluruh ekosistem yang terintegrasi,” kata dia. 

Pada Januari hingga Maret 2025, GOTO mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp 4,2 triliun atau naik 37 persen secara tahunan. Jumlah ini meningkat dibandingkan periode tahun lalu per 31 Maret Rp 4,07 triliun Dari segi pendapatan, jasa pengiriman mencetak Rp 1,39 triliun, imbalan jasa Rp 1,37 triliun, pinjaman Rp 763 miliar, imbalan jasa e-commerce Rp 216 miliar, imbalan iklan Rp 110 miliar, dan lain-lain Rp 370 miliar.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |