TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah akan membangun jaringan transmisi sepanjang 47.758 kilometer sirkuit untuk mengaliri listrik ke wilayah terpencil. Pembangunan tersebut direncanakan akan rampung dalam 10 tahun ke depan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan transmisi tersebut bersumber dari pembangkit listrik dari energi baru dan terbarukan. Untuk merealisasikan target ini dibutuhkan anggara sebesar Rp 563,3 triliun. “Capaian jaringan listrik EBT saat ini baru 16 persen. Target kita itu 23 persen,” kata Bahlil dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 30 Mei 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bahlil mengatakan target tersebut tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034. Dia mengatakan jaringan transmisi EBT tersebut akan dibangun di sejumlah pulau seperti Sumatra, Papua, Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara Timur.
Bahlil merinci, di Sulawesi akan dibangun 9 kilometer sirkuit transmisi, di Maluku, Papua dan Nusa Tenggara masing-masing sepanjang 3,9 kms. Untuk wilayah kepulauan di kawasan timur Indonesia itu, kata Bahlil, akan difokuskan pada pengembangan listrik dari EBT seperti tenaga surya dan mikrohidro
“Tambahan gardu induk juga akan dibangun sebesar 107.950 mega volt ampere (MVA) di seluruh Indonesia,” kata Bahlil.
Dia mengatakan pengadaan listrik untuk wilayah terpencil ini juga berpotensi menciptakan 881 ribu tenaga kerja. Proyeksi penciptaan tenaga kerja tersebut akan terserap di sektor distribusi listrik, pembangunan transmisi dan gardu induk serta pemeliharaannya.
Untuk meningkatkan perekonomian dan menciptakan lapangan kerja, Bahlil berharap seluruh pembangunan transmisi dan gardu induk dapat memaksimalkan penggunaan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dengan harga lebih kompetitif dan meminimalisasi impor. "Ini saya harapkan tidak ada impor ya. Dimaksimalkan semua industri dalam negeri,” ujarnya.
“Karena ini investasinya sekitar Rp 400 hingga Rp 500 triliun hanya untuk transmisi sama gardu induk. Ini opportunity bagus. Supaya kita mengamankan TKDN kita. Jangan pasar besar dikasih untuk luar negeri, harus dalam negeri," ujarnya.