Atlet Tinju Indonesia Tetap Berkompetisi meski Tanpa Pertina

4 hours ago 3

Ketua Umum KOI Raja Sapta Oktohari menegaskan atlet tinju Indonesia tetap bisa berkompetisi dalam ajang multievent meski tanpa Pertina.

22 April 2025 | 22.48 WIB

Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari menyampaikan keterangan dalam malam apresiasi untuk peraih medali Olimpiade Paris 2024, di Jakarta, Senin, 26 Agustus 2024. Sinergi Kelompok Usaha Indonesia memberikan apresiasi untuk atlet dan pelatih peraih medali pada ajang Olimpiade Paris 2024 yaitu sebesar Rp1 miliar untuk atlet peraih medali emas dan pelatihnya senilai Rp500 juta, sedangkan atlet peraih perunggu senilai Rp350 juta dan pelatihnya senilai Rp150 juta. TEMPO/Martin Yogi Pardamean

Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari menyampaikan keterangan dalam malam apresiasi untuk peraih medali Olimpiade Paris 2024, di Jakarta, Senin, 26 Agustus 2024. Sinergi Kelompok Usaha Indonesia memberikan apresiasi untuk atlet dan pelatih peraih medali pada ajang Olimpiade Paris 2024 yaitu sebesar Rp1 miliar untuk atlet peraih medali emas dan pelatihnya senilai Rp500 juta, sedangkan atlet peraih perunggu senilai Rp350 juta dan pelatihnya senilai Rp150 juta. TEMPO/Martin Yogi Pardamean

TEMPO.CO, Jakarta - Atlet tinju Tanah Air tetap bisa berkompetisi dalam ajang multievent meski organisasi Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) dikeluarkan dari keanggotaan Komite Olimpiade Indonesia (KOI). 

Ketua Umum KOI Raja Sapta Oktohari menyampaikan Pertina secara resmi dikeluarkan dari keanggotaan komite olahraga yang dipimpinnya sebagai tindak lanjut dari keputusan International Olympic Commitee (IOC).

Pihak IOC telah memutuskan untuk tidak lagi berafiliasi dengan International Boxing Association (IBA) dan digantikan dengan World Boxing. Dampaknya, semua National Olympic Committee (NOC) di seluruh dunia sebagai perpanjangan tangan IOC wajib melepaskan afiliasi dengan asosiasi cabang olahraga tinju, termasuk Pertina di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Oktohari mengatakan, pihaknya dengan sangat berat hati mengumumkan nasib Pertina. Keputusan tersebut merupakan hal yang sangat sulit tetapi harus dilakukan karena merupakan keputusan mutlak dari IOC. 

Meski demikian, kata dia, keputusan tersebut tidak memberhentikan upaya mengembangkan olahraga tinju di Indonesia. "Jangan khawatir ini bukan artinya kita membunuh tinju di Indonesia," kata dia kepada awak media seusai acara Rapat Anggota 2025 KOI di Jakarta, Selasa, 22 April 2025, seperti dikutip dari Antara. 

Dengan dikeluarkan Pertina dari keanggotaan KOI, maka mereka tidak bisa lagi mengirimkan atlet untuk mengikuti kejuaraan internasional. Semua urusan yang berkaitan dengan tinju Indonesia untuk sementara akan diurus melalui KOI.

Oktohari mengatakan pihaknya berkomitmen untuk mencari solusi terbaik agar organisasi tinju Indonesia bisa terus berkiprah di kancah internasional. KOI akan berkoordinasi dengan stakeholder utama yaitu Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk mengurus pemilihan dan pemberangkatan atlet ke kejuaraan-kejuaraan ke depan seperti SEA Games, Asian Youth Games, Asian Games.

Dia menegaskan atlet tinju Indoensia tetap bisa berkompetisi dalam ajang multievent internasional. "Kami pastikan semua petinju di Indonesia akan tetap bisa bertanding di multievent," ujarnya.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |