6 Bakteri yang Bisa Memicu Keracunan Makanan

12 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Resor Cianjur, Jawa Barat, mengungkap hasil uji laboratorium menemukan beberapa bakteri Staphylococcus sp, Eschericia coli, dan Salmonela sp pada tempat makan atau ompreng plastik yang digunakan untuk Makan Siang Bergizi (MBG).

Kendati demikian, Kasatreskrim Polres Cianjur AKP Tono Listianto di Cianjur mengatakan pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium lain untuk sampel makanan dan muntahan sehingga belum bisa memastikan temuan ini menjadi penyebab keracunan makanan massal setelah menyantap MBG. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Pada peristiwa keracunan massal ada dua sampel yang diuji, tempat makan dan sampel makanan serta muntahan, untuk ompreng diuji di Labkesda Cianjur, untuk sampel makanan dan muntahan diuji di Labkesda Provinsi Jabar," katanya dilansir dari Antara pada Rabu, 30 April 2025.

Sebelumnya,  Pemerintah Kabupaten Cianjur menetapkan Kejadian Luar Biasa atau KLB setelah 176 warga termasuk 78 siswa keracunan sesudah menyantap MBG. Adapun sebagian besar di rawat di rumah sakit.

Untuk diketahui, mual, muntah, atau sakit perut setelah makan bisa menjadi tanda bahwa makanan yang dikonsumsi sudah terkontaminasi dan menyebabkan keracunan makanan.

Terdapat sejumlah kebiasaan yang tanpa disadari dapat meningkatkan risiko kontaminasi bakteri pada makanan. Misalnya, pengolahan dan penyimpanan makanan yang tidak higienis.

Dilansir dari Antara, berikut sejumlah bakteri penyebab keracunan makanan dan cara menghindarinya.

1. Bakteri Listeria

Bakteri Listeria bisa ditemukan dalam produk susu yang belum dipasteurisasi, sayuran yang tumbuh di tanah terkontaminasi, daging olahan, serta makanan kaleng yang sudah rusak. Infeksi listeria dapat memicu gejala seperti flu hingga infeksi serius, terutama pada ibu hamil, lansia, dan orang dengan daya tahan tubuh lemah.

Sehingga pilihlah produk susu yang sudah dipasteurisasi, cuci bersih sayuran, serta hindari makanan olahan yang sudah berlendir atau berbau tidak sedap.

2. Bakteri Campylobacter

Bakteri jenis ini sering ditemukan pada daging yang tidak dimasak sempurna, sayuran yang terkontaminasi, serta susu dan air yang tidak bersih. Infeksi bakteri ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan yang bertahan hingga dua minggu, disertai demam, nyeri otot, dan diare.

Kontaminasi bakteri ini dapat dihindari dengan memasak daging hingga matang sempurna, mencuci sayuran sebelum dikonsumsi, dan memastikan air minum dalam kondisi bersih.

3. Salmonella

Salmonella kerap ditemukan pada telur, daging ayam, serta permukaan dapur yang tidak bersih. Gejalanya meliputi sakit perut, diare, muntah, dan demam tinggi. Guna mencegah infeksi bakteri ini, masaklah makanan hingga matang sempurna, cuci tangan sebelum dan setelah mengolah makanan, serta bersihkan peralatan dapur dengan baik.

4. E. Coli

Bakteri ini bisa ditemukan pada daging sapi yang kurang matang, sayuran yang tidak dicuci bersih, serta makanan yang terkontaminasi tangan kotor. Kontaminasi E. coli bisa memicu sakit perut parah, diare berdarah, dan bahkan komplikasi serius.
Hindari konsumsi daging setengah matang, selalu cuci sayuran dengan bersih, dan pastikan tangan dalam keadaan bersih sebelum makan atau memasak.

5. Shigella

Penyakit shigellosis memiliki gejala yang mirip dengan salmonella, perbedaannya adalah bakteri ini menyerang usus besar, bukan usus kecil. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Shigella yang berasal dari kontaminasi kotoran manusia. Kendati banyak penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi, shigellosis sering kali langsung terkait dengan kontak dengan kotoran manusia. Perlu diingat, bakteri ini bisa resisten terhadap antibiotik, sehingga menjaga kebersihan dan sanitasi sangat penting untuk mencegah infeksi

6. Staphylococcus

Staphylococcus dapat berkembang pada makanan yang dibiarkan terlalu lama pada suhu ruangan, seperti salad, makanan berbasis susu, dan daging olahan. Infeksi ini bisa menyebabkan mual, muntah, dan diare dalam hitungan jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.

Untuk mencegah keracunan makanan dari bakteri ini, jangan biarkan makanan terlalu lama di luar kulkas, segera simpan makanan yang tidak langsung dikonsumsi, dan hindari makanan yang sudah berbau atau berubah tekstur.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |