Ukraina: Lebih dari 150 Tentara Bayaran Cina Berada di Rusia

1 week ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Ukraina telah memperluas klaimnya bahwa sejumlah besar tentara bayaran Cina bertempur untuk tentara Rusia. Seperti dilansir 9News pada Kamis 10 April 2025, Kyiv mengatakan bahwa mereka telah mengumpulkan informasi intelijen terperinci tentang lebih dari 150 tentara bayaran Cina yang diduga direkrut Moskow melalui media sosial.

Di Cina, para pejabat menyebut tuduhan tersebut "sama sekali tidak berdasar."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tuduhan Ukraina dan bantahan Cina muncul saat Amerika Serikat berupaya mengamankan gencatan senjata dalam perang yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun.

Presiden Volodymyr Zelensky mengumumkan pada Selasa bahwa militer Ukraina telah menangkap dua warga negara Cina yang bertempur bersama tentara Rusia di tanah Ukraina. Ini adalah pertama kalinya Ukraina membuat klaim tentang milisi Cina dalam perang tersebut.

Pada Rabu, Zelensky mengatakan bahwa ia bersedia menukar kedua tawanan perang tersebut dengan tentara Ukraina yang ditawan di Rusia. Tanpa memberikan bukti, Zelensky mengatakan bahwa para pejabat di Beijing mengetahui kampanye Rusia untuk merekrut tentara bayaran Cina.

Kendati demikian, dia tidak mengatakan bahwa pemerintah Cina mengizinkan keterlibatan tentara bayaran tersebut di Ukraina.

Cina diyakini tidak secara sadar menyediakan pasukan, senjata, atau keahlian militer bagi Rusia.

Zelensky mengatakan bahwa Ukraina memiliki nama belakang dan data paspor untuk 155 warga negara Cina yang bertempur untuk tentara Rusia dan bahwa "kami yakin bahwa jumlah mereka masih banyak lagi."

Ia membagikan dokumen yang mencantumkan nama, nomor paspor, dan detail pribadi para rekrutan Cina yang diduga, termasuk saat mereka tiba di Rusia untuk pelatihan militer dan berangkat bertugas; meski dokumen tersebut belum diverifikasi secara independen.

Zelensky mengatakan pejabat AS terkejut ketika diberi tahu tentang keberadaan tentara bayaran Cina di Ukraina.

Cina memberikan dukungan diplomatik yang kuat bagi Rusia sejak melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada Februari 2022. Cina juga menjual mesin dan mikroelektronika kepada Rusia yang dapat digunakan untuk membuat senjata, kata pejabat Barat, selain menyediakan jalur ekonomi melalui perdagangan energi dan barang konsumsi.

Pejabat AS menuduh Iran menyediakan pesawat tanpa awak bagi Rusia, sementara pejabat Amerika dan Korea Selatan mengatakan Korea Utara telah mengirim ribuan pasukan dan amunisi untuk membantu Rusia di medan perang.

Dengan AS dan Eropa yang telah memberikan dukungan militer dan pengaruh diplomatik yang substansial bagi Ukraina, perang tersebut pada tingkat tertentu telah menjadi perebutan kekuasaan antara blok-blok kekuatan.

Ketegangan antara AS dan Cina telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Perselisihan telah berpusat pada pengaruh geopolitik, teknologi, dan perdagangan — dan tarif impor yang meningkat baru-baru ini antara kedua negara telah mengguncang pasar keuangan global.

Presiden AS Donald Trump berusaha menepati janji kampanye tahun lalu untuk segera mengakhiri perang di Ukraina.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |