Trump Umumkan Penghentian Serangan ke Yaman usai Mediasi Oman

15 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa Amerika Serikat menghentikan pengeboman hariannya di Yaman. Pengumuman itu dia sampaikan usai adanya kesepakatan dengan Houthi, di mana Oman menjadi penengah gencatan senjata kedua belah pihak.

“Houthi telah mengumumkan kepada kami bahwa mereka tidak ingin berperang lagi. Mereka hanya tidak ingin berperang, dan kami akan menghormati itu, dan kami akan menghentikan pengeboman,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih pada Selasa, 6 Mei 2025, selama pertemuan dengan Perdana Menteri Kanada Mark Carney, dikutip dari Aljazeera

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Trump mengklaim bahwa kelompok Houthi Yaman yang berpihak pada Iran itu “menyerah” dan telah berjanji untuk tidak melakukan serangan terhadap pengiriman yang dilakukan kapal-kapal terafiliasi AS.

Kelompok itu melancarkan serangan tersebut pada Oktober 2023 tak lama setelah genosida di Gaza dimulai. Mereka mengatakan bahwa serangan itu untuk mendukung Palestina.

“Saya akan menerima kata-kata mereka, dan kami akan menghentikan pengeboman terhadap Houthi, efektif segera,” ujar Trump.

Menteri Luar Negeri Oman Badr Albusaidi mengatakan kedua pihak telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata.

“Setelah diskusi dan kontak terkini yang dilakukan oleh Kesultanan Oman dengan Amerika Serikat dan otoritas terkait di Sana’a, Republik Yaman, dengan tujuan de-eskalasi, berbagai upaya telah menghasilkan kesepakatan gencatan senjata antara kedua pihak,” tulis Albusaidi dalam sebuah posting di X.

“Di masa mendatang, tidak ada pihak yang akan menyerang pihak lain, termasuk kapal-kapal Amerika, di Laut Merah dan Selat Bab al-Mandab, untuk memastikan kebebasan navigasi dan kelancaran arus pengiriman komersial internasional.”

Mohammed Ali al-Houthi, anggota Dewan Politik Tertinggi Houthi, menulis dalam sebuah posting di X bahwa pengumuman Trump tentang penghentian agresi Amerika Serikat terhadap Yaman akan dievaluasi di lapangan terlebih dahulu.

“Operasi Yaman dulu dan sekarang merupakan dukungan bagi Gaza untuk menghentikan agresi dan mendatangkan bantuan,” tuturnya. Dia mengisyaratkan bahwa kelompok itu tidak akan menghentikan serangannya terhadap Israel.

Dilaporkan dari Washington, DC, Mike Hanna dari Aljazeera mengatakan bahwa Departemen Luar Negeri AS mengklarifikasi bahwa perjanjian tersebut tidak terkait dengan konflik antara Israel dan Houthi.

“Departemen Luar Negeri AS menjelaskan dengan sangat jelas bahwa kesepakatan tersebut terkait langsung dengan operasi Houthi di pesisir Yaman, khususnya terkait pengiriman AS,” ucapnya.

Pengumuman gencatan senjata tersebut muncul beberapa jam setelah militer Israel melancarkan serangan udara di bandara di Sanaa, yang mengakibatkan kerusakan parah dan membuatnya tidak dapat dioperasikan.

Puluhan pesawat tempur Israel juga melancarkan beberapa gelombang serangan besar-besaran pada malam hari di pelabuhan penting Yaman, Hodeidah, yang menurut Israel merupakan respons setelah Houthi menyerang perimeter Bandara Internasional Ben Gurion di Tel Aviv dengan rudal balistik.

Militer AS telah melancarkan serangan udara di seluruh Yaman selama hampir dua bulan. Serangan itu menghancurkan infrastruktur dan menewaskan puluhan orang, termasuk anak-anak dan warga sipil. 

Ali Hashem dari Aljazeera mengatakan "mungkin" Iran membantu meyakinkan Houthi untuk meredakan serangan mereka.

"Oman juga telah menjadi mediator utama antara AS dan Iran, dan sekarang Houthi dan Amerika. Ada indikasi bahwa perundingan nuklir sedang berlangsung, dengan kerangka kerja yang dibentuk mengenai pencabutan sanksi sebagai imbalan atas pembatasan nuklir," katanya.

"Ada kemungkinan Iran telah membantu meyakinkan Houthi untuk meredakan ketegangan, terutama jika kita melihat hal ini tercermin dalam perundingan Iran-Amerika. Itu bisa menjadi insentif agar perundingan nuklir dapat dilakukan lebih cepat."

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |