“Kami sudah melayangkan permintaan pertemuan dengan Presiden Trump jauh sebelum kebijakan tarif diberlakukan,” ujarnya.
Ia menambahkan, permintaan itu diajukan untuk memperkuat hubungan bilateral kedua negara. Saat ini, Kementerian Luar Negeri masih menunggu konfirmasi waktu pasti pertemuan dua pemimpin tersebut.
Lihat di sini selengkapnya.
2. Arab Saudi dan Turki Tolak Pemindahan Warga Gaza
Arab Saudi dan Turki kompak menolak rencana pemindahan warga Gaza. Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan, Jumat, mengatakan bahwa Arab Saudi dengan tegas menolak segala upaya untuk merelokasi paksa warga Palestina dari Jalur Gaza, terlepas apa pun dalihnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami dengan tegas menolak pemindahan warga Palestina dari Gaza dengan slogan apa pun," kata Pangeran Faisal dalam konferensi pers setelah pertemuan Kelompok Kontak Gaza yang diadakan di sela-sela Forum Diplomasi Antalya di Turki.
Dia juga mengutuk pembingkaian rencana tersebut sebagai migrasi sukarela. Ia menekankan bahwa terminologi seperti itu tidak dapat diterima dalam kondisi saat ini.
"Pembicaraan tentang migrasi sukarela tidak dapat diterima ketika warga Palestina kehilangan kebutuhan hidup yang paling mendasar," katanya.
Menteri luar negeri Turki Hakan Fidan pada Jumat, 11 April 2025 juga menegaskan bahwa tidak ada rencana pemindahan warga Palestina dari Gaza. Dikutip dari Anadolu, saat ini yang paling penting adalah mendesak gencatan senjata permanen di Gaza. Fidan menekankan bahwa tidak ada rencana yang memaksa warga Palestina meninggalkan tanah air mereka.
Baca di sini selengkapnya.
3. Perang Dagang Amerika Serikat vs Cina: Saling Berbalas Tarif Impor
Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Cina kini kian memanas setelah kedua pemimpin negara saling balas dalam menetapkan kebijakan tarif impor. Adapun yang terbaru, Amerika mengenakan total tarif yang mencapai 145 persen untuk Cina, dan sebaliknya negara tirai bambu itu telah menetapkan tarif sebesar 84 persen untuk AS. Lantas bagaimana kah kondisi terkini mengenai perang dagang dari kedua negara paling berpengaruh tersebut?
Dikutip dari laman Euronews, Presiden AS Donald Trump pada hari Rabu mengumumkan tarif impor baru sebesar 125 persen untuk sejumlah produk asal Tiongkok. Namun Gedung Putih memberikan klarifikasi pada Kamis, 10 April 2025 bahwa tarif impor sebesar 125 persen itu merupakan tambahan dari tarif sebelumnya sebesar 20 persen.
Artinya, total beban tarif yang dikenakan terhadap mitra dagang terbesar ketiga Amerika Serikat ini mencapai angka yang mencengangkan, yaitu 145 persen. Sebagai perbandingan, dua mitra dagang terbesar AS lainnya — Meksiko dan Kanada — saat ini menghadapi tarif sebesar 25 persen, yang juga tengah menuai banyak perdebatan.
Simak di sini selengkapnya.
Pilihan editor: Tarif dari Cina 145 Persen, Xi Jinping Ogah Telepon Trump