Profil Mark Carney, Perdana Menteri Terpilih dalam Pemilu Kanada

9 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Kanada Mark Carney dari Partai Liberal meraih kemenangan dalam pemilu 28 April 2025. Carney menjadikan hubungan dengan Amerika Serikat sebagai isu utama kampanye.

Dilansir dari NDTV, Carney meyakinkan para pemilih bahwa pengalamannya dalam mengelola krisis ekonomi mempersiapkannya untuk menghadapi Presiden AS Donald Trump. Perang dagang dan ancaman untuk mencaplok Kanada oleh Donald Trump membuat rakyat Kanada marah. 

Dalam pidato kemenangannya, Mark Carney berjanji bahwa ia akan menghadapi Trump. Ia akan menjelaskan kepada Trump bahwa Kanada memiliki banyak pilihan untuk membuat negara ini sejahtera

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Jika Amerika Serikat tidak lagi ingin menjadi yang terdepan dalam ekonomi global, Kanada akan melakukannya,” kata Mark Carney. “Kami adalah tuan di rumah kami sendiri. Kami akan membangun jutaan unit perumahan. Kami akan menjadi negara adikuasa energi. Kami akan menyediakan karier yang bagus dalam bidang perdagangan terampil dan satu ekonomi, karena ini adalah Kanada dan kami memutuskan apa yang terjadi di sini,” ujarnya seperti dilansir dari Al Jazeera. 

Lalu, seperti apa profil Perdana Menteri Kanada Mark Carney? Berikut informasinya. 

Profil PM Mark Carney

Mengutip Britannica, Mark Carney yang lahir pada 16 Maret 1965 di Fort Smith, Kanada adalah ekonom asal Kanada yang menjadi perdana menteri pada Maret 2025 setelah terpilih sebagai pemimpin Partai Liberal.

Sebelumnya, ia menjabat sebagai Gubernur Bank Kanada pada 2008 hingga 2013 dan menjadi orang non-Inggris pertama yang memimpin Bank Inggris pada 2013 sampai 2020). Ia membawa Partai Liberal meraih kemenangan dalam pemilu mendadak April 2025.

Carney meraih gelar sarjana dari Universitas Harvard pada 1988, tempat minatnya pada ekonomi tumbuh setelah mendengar kuliah John Kenneth Galbraith. Ia melanjutkan studi ekonomi di Universitas Oxford (M.Phil. 1993; D.Phil. 1995). 

Ia pernah bekerja di Goldman Sachs dan menjadi direktur pelaksana, di mana ia membantu Afrika Selatan pasca-apartheid masuk ke pasar obligasi internasional dan memberi nasihat ke Rusia saat negara itu menghadapi krisis keuangan pada tahun 1998.

Memimpin Bank Kanada dan Bank Inggris

Pada tahun 2000, Carney kembali ke Kanada dan tiga tahun kemudian diangkat sebagai deputi gubernur Bank Kanada (BOC) Pada 2004, ia ditugaskan ke Departemen Keuangan dan menerapkan kebijakan pajak atas pendapatan perwalian.

Ia kembali ke BOC pada November 2007 dan resmi menjadi gubernur pada Februari 2008. Saat krisis keuangan melanda, Carney cepat bertindak dengan menurunkan suku bunga lebih awal dari negara lain. Pada April 2009, ia berkomitmen mempertahankan suku bunga rendah selama setahun untuk menjaga stabilitas ekonomi. Kebijakan ini membantu Kanada pulih lebih cepat dibanding negara G7 lainnya.

Keberhasilannya, ditambah dengan usia muda dan kemampuannya berkomunikasi dengan media, menjadikannya sosok menonjol di dunia perbankan. Ia dipercaya memimpin Komite Sistem Keuangan Global (2010–2011) dan Dewan Stabilitas Keuangan (2011–2018). Pada 2012, Carney mengejutkan banyak pihak saat ditunjuk menjadi gubernur Bank of England—orang non-Inggris pertama yang menduduki posisi itu—dan pengangkatannya mendapat sambutan positif.

Karir Politik Mark Carney

Carney mengakhiri masa jabatannya sebagai gubernur Bank of England pada 2020. Setelah itu, ia ditunjuk sebagai utusan khusus PBB untuk aksi iklim dan keuangan, serta duduk di beberapa dewan perusahaan. Selama pandemi COVID-19, ia menjadi penasihat informal bagi Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. Pada September 2024, ia dipercaya memimpin tim ekonomi Partai Liberal jelang pemilu 2025.

Krisis politik meletus pada Desember 2024 setelah Menteri Keuangan Chrystia Freeland mundur mendadak. Pemerintahan Trudeau yang sudah melemah makin goyah, sementara dukungan publik terus menurun. Jajak pendapat menunjukkan Partai Konservatif unggul. Pada 6 Januari 2025, Trudeau menyatakan mundur sebagai perdana menteri dan pemimpin Liberal.

Meski belum pernah menjabat secara elektoral, Carney telah lama disebut sebagai calon penerus Trudeau. Ia resmi mencalonkan diri pada 16 Januari. Persaingan hanya menyisakan Carney dan Freeland—sahabat lama yang berkompetisi secara damai. Carney akhirnya menang telak dan dilantik menjadi perdana menteri pada 14 Maret. 

Ia langsung menyerukan pemilu cepat pada 28 April. Selama kampanye, ancaman Trump terhadap Kanada memicu gelombang nasionalisme yang dimanfaatkan Carney. Dari posisi tertinggal, ia membawa Partai Liberal meraih kemenangan keempat berturut-turut. 

Pilihan editor: Menlu Sugiono dan Brasil Bahas Kerja Sama Bilateral hingga BRICS

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |