Menuju Piala Sudirman 2025, Indonesia dianggap memang memiliki tim yang kompetitif. Bisakah bersaing dengan India, Denmark, Inggris?
26 April 2025 | 09.01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Tim bulu tangkis Indonesia akan kembali berlaga di Piala Sudirman 2025. Skuad Merah Putih menembus babak final kejuaraan beregu campuran dunia terakhir kali pada 2007. Jarak 18 tahun terasa sangat lama lantaran kejuaraan tersebut hadir untuk menghormati Dick Sudirman, ketua umum PBSI periode 1952-1963 dan 1967-1981.
Indonesia memenangkan Piala Sudirman pertama, itu pun di kandang sendiri. Kemudian, PBSI mencapai tiga final berikutnya berturut-turut. Secara keseluruhan, dalam 10 edisi pertama Piala Sudirman, Indonesia mencapai final sebanyak tujuh kali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Paceklik gelar, bahkan 18 tahun sejak penampilan terakhir di final, pasti membuat jengkel. Menuju Piala Sudirman 2025, Indonesia memang memiliki tim yang kompetitif. Meski begitu, Indonesia masih bergantung pada kekuatan di nomor ganda putra dengan kehadiran Fajar Alfian, Muhammad Rian Ardianto, Leo Rolly Carnando, Muhammad Shohibul Fikri, dan Daniel Marthin.
Jonatan Christie akan menjadi ujung tombak tunggal putra. PBSI membawa dua pemain muda, Alwi Farhan dan Moh Zaki Ubaidillah, sebagai pemain cadangan.
Indonesia bisa mengandalkan banyak pengalaman di ganda campuran dengan kehadiran Dejan Ferdinansyah, Rehan Naufal Kusharjanto, Rinov Rivaldy, Gloria Emanuelle Widjaja, Pitha Haningtyas Mentari. Sedangkan di tunggal putri, Putri Kusuma Wardani diharapkan bisa tampil maksimal mengisi posisi yang Gregoria Mariska Tunjung tinggalkan.
Nama besar yang absen dari susunan pemain adalah Apriyani Rahayu. Indonesia akan bergantung pada pemain seperti Febriana Dwipuji Kusuma, Amalia Cahaya Pratiwi, Siti Fadia Silva Ramadhanti, dan Lanny Tria Mayasari untuk menghadapi tantangan di nomor ganda putri.
Denmark Tanpa Axelsen
Denmark, meskipun kehilangan Viktor Axelsen, memiliki tim yang terbilang kuat. Anders Antonsen sebagai ujung tombak di tunggal putra dan Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen di ganda putra. Denmark yakin dapat membuat setiap pertandingan kompetitif.
Jesper Toft/Amalie Magelund telah menjadi salah satu andalan pada nomor ganda campuran. Sejak bersama pada Juni lalu, keduanya menjadi sorotan. Jesper dan Amalie memenangkan Orleans Masters dan Kejuaraan Eropa tahun 2025. Keduanya telah memberikan keunggulan bagi tim. Line Kjaersfeldt juga dapat menjadi pesaing yang bersemangat di masa keemasannya.
Di ganda putri, Denmark berada di wilayah yang belum dipetakan. Setelah pensiunnya Sara Thygesen dan Maiken Fruergaard, Denmark harus menurunkan kombinasi dari antara Alexandra Boje, Natasja P Anthonisen dan Amalie Cecile Kudsk.
India Bisa Mengejutkan
Grup D awalnya tampak paling sulit, terutama dengan kehadiran Indonesia, Denmark, dan India yang tampil sangat ketat. Namun, dengan absennya pemain ganda terkuat mereka, dan dengan sejumlah pemain muda yang belum teruji, India berharap dapat tampil lebih baik, terutama jika sejumlah pemain di nomor tunggal tampil baik. India akan mengandalkan Lakshya Sen, HS Prannoy, Pusarla V Sindhu.
Atlet India Pusarla V Sindhu di All England 2023. Doc. BWF.
Seperti Indonesia, terakhir kali Inggris meraih medali adalah pada tahun 2007. Dalam beberapa tahun terakhir mereka kesulitan untuk tampil mengesankan di ajang beregu utama. Inggris akan menurunkan beberapa pemain muda. Mereka akan mengandalkan Harry Huang pada nomor tunggal putra dan Freya Redfearn pada nomor tunggal putri. Inggris bisa mengandalkan Callum Hemming/Ethan van Leeuwen dan Rory Easton/Alex Green pada nomor ganda putra, Annie Lado, Abbygael Harris, Lizzie Tolman di sektor ganda putri, dan Callum Hemming/Estelle van Leeuwen di sektor ganda campuran.