Pertamina Operasikan PLTS Atap Terbesar di Kilang Balikpapan

7 hours ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero), melalui kerja sama antara PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dan PT Pertamina New & Renewable Energy (NRE), resmi mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau PLTS Atap berkapasitas 2,5 megawatt peak (MWp) di area kilang Balikpapan. PLTS ini menjadi yang terbesar di lingkungan operasional Pertamina Group.

Instalasi panel surya ini dipasang di tiga bangunan utama di kawasan Kilang Balikpapan, yaitu atap warehouse (1.635 kWp), workshop (744 kWp), dan Gedung New HSSE (138 kWp). Total kapasitas terpasang mencapai 2,5 MWp dan diperkirakan dapat menurunkan emisi karbon hingga 3.798 ton COe per tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Operasi KPI Didik Bahagia menyebut PLTS ini sebagai wujud nyata sinergi antar divisi di tubuh Pertamina untuk mendukung transisi energi dan efisiensi operasional. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dalam mendorong penggunaan energi bersih di sektor kilang.

"PLTS ini bukan hanya tentang pengurangan emisi, tapi juga bagian dari strategi efisiensi. Biaya energi saat ini merupakan komponen kedua terbesar dalam operasional kilang, sekitar 4–5 persen dari total biaya," kata Didik dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 21 Mei 2025.

Didik mengatakan, selain di Balikpapan, instalasi PLTS juga telah beroperasi di beberapa kilang lainnya, seperti Dumai (3,77 MWp), Plaju (2,25 MWp), Cilacap (2,34 MWp), dan Balongan (1,51 MWp). Dengan penambahan dari Kilang Balikpapan, total kapasitas PLTS yang dikelola Pertamina NRE di area kilang kini mencapai 12,37 MWp.

Lebih lanjut, dia mengatakan PLTS ini juga telah mengadopsi teknologi berbasis kecerdasan buatan dan Internet of Things (IoT). Teknologi ini memungkinkan sistem pemantauan dan pengendalian jarak jauh (remote monitoring and control) secara real-time.

Direktur Proyek dan Operasi Pertamina NRE Norman Ginting mengatakan kolaborasi antara KPI dan Pertamina NRE terus diperluas, termasuk melalui proyek pemanfaatan gas buang (flare gas) menjadi sumber energi listrik bagi kilang. Proyek ini, ujar dia, akan mendukung efisiensi sekaligus mempercepat upaya dekarbonisasi.

“Sinergi ini mencerminkan strategi Pertamina untuk tumbuh di dua jalur, yakni tetap mengoptimalkan bisnis migas sambil memperluas energi terbarukan untuk mengurangi jejak karbon,” kata Norman.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |