Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Capai 70 Persen

1 day ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia tengah menggarap proyek strategis penulisan ulang sejarah Republik Indonesia yang ditargetkan rampung sebelum peringatan hari ulang tahun kemerdekaan ke-80 pada 17 Agustus 2025. Proyek ini bertujuan memperbarui narasi sejarah nasional secara komprehensif dan relevan dengan perkembangan zaman.

Guru Besar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia sekaligus penanggung jawab utama proyek ini, Prof. Dr. Susanto Zuhdi, mengungkapkan bahwa proses penulisan telah dimulai sejak awal tahun. “Kalau startnya itu di Januari, kami mulai susun outline, artinya kerangka acuan,” kata Prof Santo, sapaan akrabnya, ketika dihubungi Tempo, Selasa, 27 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setelah penyusunan kerangka, tim mulai aktif bekerja. Saat ini kemajuan proyek disebut telah mencapai sekitar 70 persen. “Mungkin sekitar 70 persen, 75 persen barangkali ya. Tapi taruh lah angka pesimisnya 70 persen. Masih ada waktu ini,” tuturnya.

Menurut Direktur Sejarah pada Departemen Kebudayaan dan Pariwisata periode 2001–2006 itu, penulisan ulang sejarah ini dirancang dalam 10 jilid dan ditargetkan menjadi hadiah pada peringatan kemerdekaan RI. “Dulu saya dengar ya... kita kasih kado lah di tahun kemerdekaan (ke-80),’ Kan begitu ya? Kalau tanggal rilis persisnya bukan dari penulis, itu kan soal penentuan teknisnya. Insya Allah kalau tadi 70 persen kan berarti masih dua bulan lagi ya? Waktu kan relatif juga,” ucapnya.

Mengenai penyusunan outline, Prof. Santo menegaskan bahwa proses tersebut telah melalui diskusi bersama para editor sejak awal. “Ini (sudah diskusi dengan) teman-teman semua. Jadi misalnya dikasih tugas nih atau punya pekerjaan, punya proyek, yang diajak pertama siapa, kan teman-teman. Jejaring itu yang membuat kita lebih mudah,” ucapnya.

Proyek ini turut menjadi ajang reuni para sejarawan se-Indonesia, karena melibatkan akademisi dari berbagai daerah, termasuk komunitas Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI). Para akademisi yang tergabung dinilai menjalankan tridharma perguruan tinggi, khususnya pengabdian kepada masyarakat. "Mulai dari Unsyiah di Banda Aceh sampai Universitas Cenderawasih di Jayapura sana. Mulai dari utara, Universitas Sam Ratulangi sampai Universitas Udayana,” katanya.

Prof. Santo juga menyoroti keberagaman tema dalam proyek ini yang tidak terbatas pada politik, tetapi juga mencakup ilmu pengetahuan dan teknologi, kuliner, gaya hidup, busana, sastra, seni, arsitektur, hingga arkeologi.

Adapun jumlah penulis yang terlibat mencapai sekitar 113 hingga 120 orang. “Itu pun masih ada teman-teman yang pengin ikut,” ujarnya. Ia juga membuka ruang partisipasi publik. “Bagi bapak ibu yang punya bahan-bahan itu (sejarah), berikan kepada kami. Sejarawan yang punya teori dan metode menulis. Kalau bapak ibu mau menulis, silakan, tidak ada yang melarang.”

Penerima Penghargaan Dharma Pertahanan 2014 ini pun menekankan bahwa sejarah bersifat dinamis dan tidak pernah selesai. Ia menyebut proyek ini bukan untuk menggantikan sejarah lama, melainkan memperkaya referensi yang ada. “Tidak boleh muncul yang baru terus hapus yang lama, tidak,” kata Prof. Santo. Ia menambahkan, “Pasti yang belakangan updating-nya lebih tinggi.”

Sebagaimana diketahui, penulisan ulang sejarah Indonesia ini akan menghasilkan 10 jilid buku. Proyek ini digerakkan oleh Kementerian Kebudayaan menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-80. Berikut gambaran isi dari masing-masing jilid, berdasarkan draf awal yang diperoleh Tempo:

Jilid 1: Sejarah Awal Indonesia dan Asal-usul Masyarakat Nusantara

Jilid 2: Nusantara dalam Jaringan Global: Hubungan dengan India dan Cina

Jilid 3: Nusantara dalam Jaringan Global: Hubungan dengan Timur Tengah

Jilid 4: Interaksi dengan Bangsa Barat: Persaingan dan Kerjasama

Jilid 5: Respon Masyarakat terhadap Penjajahan

Jilid 6: Pergerakan Kebangsaan dan Bangkitnya Semangat Merdeka

Jilid 7: Perang Kemerdekaan Indonesia

Jilid 8: Masa-masa Sulit dan Ancaman Persatuan Bangsa

Jilid 9: Era Orde Baru (1967–1998)

Jilid 10: Masa Reformasi (1999–2024)

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |