Ketua Yayasan Universitas Pancasila Bantah Tuduhan Korban Kekerasan Seksual

4 hours ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pembina Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila (YPPUP) Siswono Yudo Husodo membantah telah menuduh RZ, korban kekerasan seksual oleh eks rektor Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno, mengalami kelainan mental. Siswono mengaku dirinya tidak pernah berhubungan dengan korban.

"Siapa anda saya tidak tahu, anda kerja di bagian mana (pihak) yayasan tidak tahu," kata Siswono dalam audiensi antara korban dengan pihak YPPUP pada Rabu, 21 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Siswono berdalih, sebagai pimpinan di yayasan, dirinya hanya menjalin komunikasi dengan petinggi rektorat serta dekanat di Universitas Pancasila. Dia mengaku tidak pernah berhubungan dengan pihak-pihak selain daripada dua itu. "Karena kebijakan universitas kita tidak ikut campur," ucap Siswono. 

Sebelumnya, RZ mengaku kesaksiannya sebagai korban diragukan oleh banyak pihak. Bahkan dirinya sempat dituduh mengalami sakit mental karena menyuarakan pengalamannya ketika dilecehkan oleh Edie. Salah satu pihak yang mengatakan hal tersebut adalah Siswono. 

"Saya dibilang oleh bapak (Siswono) psikologis saya terganggu, saya dapatkan lewat wa (pihak) yayasan, saya ada buktinya," kata RZ dalam audiensi tersebut. 

Selain diragukan posisinya sebagai korban, RZ juga mengaku mengalami banyak intimidasi lain. Dia bercerita dirinya mendapat ucapan-ucapan merendahkan dari mulut Edie Toet Hendratno serta beberapa loyalisnya, baik di jajaran yayasan maupun kampus Universitas Pancasila.

“Saya dibilang orang tidak benar, wanita tidak benar, ani-ani. Saya itu bicara benar, bukan saya mengada-ada,” kata RZ dengan terbata-bata karena mencoba menahan tangisnya. "Saya (dituduh) mendatangi beliau (Edie)."

Salah seorang mantan petinggi Universitas Pancasila membenarkan hal tersebut. Dia menyebut bahwa Siswono memang telah menuduh korban mengalami kelainan psikologis. Pun juga membenarkan adanya beragam bentuk intimidasi, baik dari pihak yayasan maupun kampus, terhadap korban. 

"Hanya saja mungkin Pak Siswono lupa, dia kadang suka begitu, mungkin pikun," ujar orang tersebut. 

Edie Toet Hendratno sebelumnya telah membantah tuduhan soal kasus kekerasan seksual tersebut. Lewat mantan pengacaranya, Faizal Hafied, Edie jutsru menuding ada muatan politis di balik kasusnya dengan alasan ia hendak bertarung di pemilihan rektor Universitas Pancasila pada Maret 2024. “Enggak, enggak, enggak lah,” kata Edie kepada wartawan saat diperiksa di Polda Metro Jaya pada Februari tahun lalu.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |