Kata Mantan Wakasad Soal Tentara Masuk Kampus dan Sekolah

7 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Purnawirawan TNI Kiki Syahnakri menanggapi fenomena masuknya tentara di lingkungan kampus maupun sekolah pasca pengesahan Undang-undang TNI. Menurut dia, kehadiran prajurit militer di lingkungan akademik itu tak ada yang perlu dipersoalkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebab, kata dia, saat ini ada hal yang bisa ditiru oleh pelajar dari prajurit TNI. "Ada mungkin yang bisa ditiru dari TNI, yaitu disiplinnya," ujar pensiunan TNI dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal, ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta pada Sabtu, 26 April 2025.

Dia berujar, pada dasarnya masyarakat maupun pelajar memerlukan pembelajaran kedisiplinan. Mantan Wakil Kasad ini mengatakan, nilai-nilai kedisiplinan itu bisa diajarkan oleh prajurit militer.

Terlebih lagi, ujarnya, kehadiran TNI di lingkungan kampus maupun sekolah berdasarkan permintaan dari pihak terkait. Karena itu, ia mengimbau agar masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan ihwal adanya upaya militerisasi.

"Persoalannya apa kalau TNI diminta untuk masuk, untuk ikut membina disiplin. Ada enggak? Kalau enggak ada buat apa ditanyakan," ucapnya.

Fenomena tentara masuk kampus hingga sekolah belakangan terjadi di Indonesia. Mulai dari kehadiran tentara di diskusi-diskusi mahasiswa, hingga penjajakan kerja sama dengan pemerintah daerah.

Teranyar, rencana Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang ingin melaksanakan pendidikan karakter bagi siswa dengan menggandeng TNI dan Polri. Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menargetkan pelaksanaan pendidikan karakter tahap pertama bisa dimulai pada 2 Mei 2025 di sejumlah wilayah.

"Tidak harus langsung di 27 kabupaten/kota. Kita mulai dari daerah yang siap dan dianggap rawan terlebih dahulu, lalu bertahap," ucapnya pada Jumat, 25 April 2025.

TNI sudah menyiapkan 30-40 barak khusus untuk pelaksanaan program ini. Peserta pendidikan karakter siswa dipilih berdasarkan kesepakatan antara sekolah dan orang tua dengan prioritas ditujukan pada siswa yang sulit dibina atau terindikasi terlibat dalam pergaulan bebas maupun tindakan kriminal.

“Selama enam bulan siswa akan dibina di barak dan tidak mengikuti sekolah formal. TNI yang akan menjemput langsung siswa ke rumah untuk dibina karakter dan perilakunya," kata Dedi.

Ahmad Fikri dari Jawa Barat berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |