Ini Rencana CEO Baru Intel di Balik Kebijakan PHK Pegawai

3 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Intel Copr memastikan akan ada restrukturisasi, mencakup rencana pemutusan hubungan kerja (PHK), yang dimulai sejak kuartal kedua 2025. Melalui sebuah memo, Chief Executive Officer Intel Lip-Bu Tan tidak merincikan skala PHK tersebut, namun dia menegaskan langkah itu demi memangkas birokrasi yang tidak perlu.

“Saya sangat percaya pada filosofi bahwa pemimpin terbaik mampu mencapai hasil maksimal dengan jumlah orang yang minimal,” kata Tan, dikutip dari Engadget pada Senin, 28 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tan, yang menahkodai Intel sejak medio Maret lalu, ingin merampingkan lapisan manajemen menengah. Produsen chip yang sedang menghadapi tekanan berat ini bakal memberikan wewenang yang lebih besar kepada talenta terbaiknya untuk mengambil keputusan terbaik, sesuai prioritas.

Dalam memo tersebut, Tan mengulangi kalimat yang pernah dia ucapkan ketika pertama bergabung ke Intel. “Kita harus mengambil keputusan sulit untuk memastikan masa depan perusahaan yang kokoh.”

Restrukturisasi Intel dikabarkan bisa berdampak terhadap lebih dari 20 persen pegawainya. Jumlah pegawai Intel sudah merosot menjadi sekitar 120 ribu akibat pandemi Covid-19 pada 2022. Efisiensi pada 2024 membuat jumlah itu menyusut lagi menjadi 108.900. Penurunan penjualan, terutama akibat keterlambatan Intel dalam merespons tren AI, turut memperparah situasi.

Tan menyebut teknologi kecerdasan buatan akan menjadi fokus Intel Corp ke depannya. Untuk mengejar target tersebut, kata dia, butuh pendekatan menyeluruh untuk mendefinisikan ulang portofolio perusahaan. Ada juga upaya untuk menyesuaikan peta jalan produk.

“Agar dapat menghasilkan produk kelas dunia, dengan tetap fokus pada eksekusi dan ketepatan waktu pengiriman,” tutur dia.

Tan berupaya mempercepat laju inovasi dengan menjadikan Intel perusahaan yang lebih berfokus pada rekayasa teknik. Beberapa perubahan akan menyangkut produktivitas para insinyur, misalnya dengan menghapus alur kerja dan beban yang menghambat inovasi.

Intel yang didirikan pada 18 Juli 1968 di California, Amerika Serikat ini juga berencana memangkas biaya di sektor lain, semata untuk menebalkan investasi pada talenta teknik dan peta jalan teknologinya. Manajemen menargetkan bisa mengurangi beban operasional sebesar US$ 1,5 miliar selama dua tahun ke depan.

Para manajer di Intel menerima instruksi untuk mengurangi pertemuan yang tidak perlu dan membatasi jumlah peserta rapat. “Terlalu banyak waktu berharga yang terbuang sia-sia,” kata Tan. Dia mengimbuhkan, para karyawan harus hadir di kantor empat hari dalam sepekan mulai September 2025, sehari lebih lama dibanding kebijakan saat ini.

Tan menggambarkan ambisinya besar untuk membalikkan nasib Intel yang hampir terpuruk pada saat ini. Menurut dia, Intel sempat dikenal luas sebagai perusahaan paling inovatif di dunia.

“Tidak ada alasan mengapa kita tidak bisa kembali ke posisi itu, asal kita berani mengambil langkah perubahan yang diperlukan,” ucap dia.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |