TEMPO.CO, Jakarta - Google Cloud mengumumkan perluasan kapasitas komputasi Jakarta Cloud Region. Pusat data berkapasitas besar itu menampung server, chip silikon, perangkat penyimpanan, dan peralatan jaringan.
Country Director Google Cloud Indonesia Fanly Tanto mengatakan Jakarta Cloud Region mendukung berbagai layanan penting, mulai dari riset dan pengembangan vaksin PT Bio Farma (Persero) hingga kebutuhan belajar dan mengajar oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Basis data ini juga untuk sistem perbankan digital, e-commerce, layanan pengiriman makanan, dan sebagainya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Infrastruktur ini bertindak sebagai otak dan tulang punggung digital,” katanya melalui keterangan tertulis pada Rabu, 14 Mei 2025.
Publikasi soal perluasan komputasi ini berdekatan dengan Google Cloud Summit Jakarta 2025 pada 22 Mei mendatang. Menurut Fanly, langkah ini juga merupakan lanjutan dari program lima tahun lalu, ketika Google Cloud menjadi hyperscaler global pertama yang meluncurkan cloud region di Indonesia.
Public First, firma konsultasi kebijakan publik, memprediksi Jakarta Cloud Region akan mendatangkan kontribusi ekonomi sebesar Rp 1.400 triliun atau sekitar US$ 88 miliar selama lima tahun ke depan. Perluasan komputasi ini juga diperkirakan mendukung rata-rata 240 ribu lapangan kerja per tahun.
Sejak diluncurkan pada 2020, Jakarta Cloud Region tercatat telah berkontribusi hingga US$ 55 miliar atau sekitar Rp 900 triliun terhadap perekonomian Indonesia. Ada juga kontribusi terhadap 92 ribu pekerjaan setiap tahunnya.
Menurut Fanly, Jakarta Cloud Region berfungsi sebagai infrastruktur fisik yang memberikan layanan performa tinggi dari Google Cloud. Dengan memindahkan sistem dari on-premises ke Google Cloud, perusahaan di Indonesia diklaim akan menghemat pengeluaran teknologi hingga lebih dari 20 persen per tahun. Dana yang dihemat ini bisa dipakai untuk inovasi berbasis data dan AI.
Google Cloud menyediakan akses ke platform analisis data besar seperti BigQuery dan Vertex AI. Layanan tersebut mendukung pengembangan lebih dari 200 jenis model AI, termasuk Gemini dari Google, Claude dari Anthropic, Llama dari Meta, serta DeepSeek. Organisasi juga dapat menyesuaikan model AI agar terintegrasi dalam alur kerja mereka dan hanya merespons dari sumber data yang terpercaya.
Jaringan pribadi Google, yang terhubung dengan Jakarta Cloud Region, melancarkan koneksi global berlatensi rendah dengan lebih dari dua juta mil kabel optik yang tersebar di 200 negara dan wilayah. Perusahaan lokal bisa memperluas operasinya secara internasional melalui Cloud Wide Area Network (Cloud WAN), termasuk ke layanan cloud lain seperti Microsoft Azure, Amazon Web Services (AWS), dan Oracle Cloud Infrastructure (OCI).
Melayani tiga zona, Fanly menjamin Jakarta Cloud Region memenuhi kebutuhan soal residensi dan keandalan data sesuai regulasi nasional. Transisi ke Google Cloud, menurut dia, mampu menurunkan waktu nonaktif aplikasi yang tidak terencana hingga lebih dari 50 persen. “Bila dibandingkan dengan sistem on-premises sebelumnya,” tutur dia.