TEMPO.CO, Jakarta - Gerombolan orang bertopeng kembali mendatangi Desa Pundenrejo, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah pada hari ini, Kamis, 8 Mei 2025. Sehari sebelumnya mereka telah datang dan merubuhkan dua rumah warga.
Sama seperti Rabu kemarin, geromobolan tersebut datang dengan diangkut truk sekitar pukul 09.00 WIB. Namun kali ini warga telah bersiap. Warga menyambut kedatangan gerombolan tak dikenal itu dan melakukan perlawanan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Hari ini tidak ada perubuhan rumah petani," kata perwakilan Lembaga Bantuan Hukum Semarang, Fajar Muhammad Andhika.
Fajar menyatakan warga dan gerombolan yang menggunakan topeng, masker dan kacamata hitam sepat terlibat adu mulut dan saling dorong. Tak berhasil melancarkan aksinya, gerombolan itu meninggalkan lokasi dengan kembali menumpan truk.
Kepala Kepolisian Resor Kota Pati, Ajun Komisaris Besar Jaka Wahyudi menduga puluhan orang tersebut merupakan suruhan PT Laju Perdana Indah. Warga dan perusahaan sedang berkonflik soal lahan.
"Pihak LPI mengerahkan personel laki-laki 50 orang," kata Jaka Wahyudi.
Dia tak menjelaskan tindakan kepolisian atas perubuhan sejumlah rumah warga tersebut. "Sudah kami kordinasikan dengan pihak LPI untuk menunda eksekusi dan agendakan mediasi dengan pemda," ujarnya.
Warga Pundenrejo kini tengah memperjuangkan tanah nenek moyang mereka yang pernah dikuasai PT Laju Perdana Indah. Pabrik gula di Desa Pakis Kecamatan Tayu Kabupaten Pati itu pernah mengantongi Hak Guna Pakai lahan tersebut namun kini telah habis. Sejak tiga bulan terakhir ada empat bangunan milik warga Pundenrejo yang dirobohkan paksa. Rinciannya satu jogjo juang petani dan tiga rumah warga.
Peristiwa perobohan pertama terjadi pada 13 Maret 2025. Saat itu, ratusan orang menggunakan enam truk dan sejumlah mobil mendatangi Desa Pundenrejo dan merubuhkan bangunan berupa joglo yang dijadikan markas perjuangan warga. Pada 23 April, gerombolan tersebut juga datang dan merobohkan sebuah rumah warga.
