Film-film Musim Panas 2025: Ragam Pendapat Sutradara

4 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Industri perfilman Hollywood kini siap menyambut musim panas setelah bertahun-tahun dilanda pandemi, gangguan produksi, dan mogok kerja panjang.

Lebih dari 40 film lintas genre akan tayang di bioskop, menjadikan musim ini sebagai tantangan bagi para kru. Harapan penonton akan kembali memenuhi kursi-kursi bioskop dan menghidupkan kembali kejayaan box office tentu masih ada.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dari film pahlawan super, animasi keluarga, hingga drama penuh emosi dan horor yang menegangkan, teater tahun ini dirancang untuk menarik semua jenis penonton. Deretan film yang hadir juga mencerminkan kerja keras para pembuat film yang selama ini menunggu waktu yang tepat untuk menampilkan karya terbaik mereka.

Optimis Setelah Krisis Perfilman

Lima tahun setelah pandemi Covid-19 menghantam industri hiburan, dan dua tahun setelah aksi mogok pekerja film mengguncang Hollywood, dunia perfilman akhirnya mulai bangkit.

Musim panas 2025 menjadi pertaruhan besar bagi kebangkitan box office global. Hollywood menyiapkan lebih dari 40 film untuk dirilis secara luas, para sutradara Hollywood pun memberikan gambaran tentang ambisi, harapan, dan tekanan yang mereka rasakan dalam menyambut musim perfilman yang sangat dinanti ini.

“Ini adalah musim panas ketika semua proyek yang telah kami kerjakan selama beberapa tahun terakhir akhirnya masuk ke pasar, jadi saya sangat optimis,” kata Joseph Kosinski, sutradara film F1 yang dibintangi Brad Pitt, dikutip dari CNA Lifestyle.

Analis media senior di Comscore, Paul Dergarabedian, bahkan menyebut line up film tahun ini sebagai musim panas yang sempurna. Ia menyatakan bahwa musim ini berpotensi menjadi musim panas perfilman terbesar sejak era pasca Covid dimulai.

Faktor ekonomi juga menjadi pertimbangan penting. Meskipun harga tiket naik, film tetap menjadi hiburan yang terjangkau. Secara historis, penonton cenderung meningkat pada masa ekonomi sulit, seperti yang terjadi pada 2009 ketika box office domestik mencapai USD 10 miliar.

Kata Para Sutradara Soal Film Hollywood

Para sutradara film besar musim ini pun berbagi pandangan tentang karya mereka. Jake Schreier, sutradara Thunderbolts dari Marvel mengatakan bahwa filmnya membawa sudut pandang yang segar.

“Ini adalah twist menyenangkan dari film seperti ini,” katanya.

James Gunn, yang mengarahkan Superman menjelaskan bahwa filmnya tidak hanya menampilkan aksi spektakuler, tapi juga fokus pada sisi manusia tokoh utama.

“Ini adalah perjalanan pribadi Superman yang benar-benar baru, tapi tetap penuh dengan robot dan anjing terbang. Kami bermain-main dengan menempatkan orang nyata di dunia yang luar biasa,” ujarnya.

Selain itu, sutradara di balik The Fantastic Four: First Steps, Matt Shakman menegaskan bahwa meski skala filmnya besar, esensinya tetap pada manusia. “Pada akhirnya, semuanya kembali ke karakter, hubungan, hati, dan humor,” kata dia.

Adapun Gareth Edwards, sutradara Jurassic World Rebirth mengaku merasakan tekanan besar karena film ini mewarisi karya Steven Spielberg.

“Separuh alasan orang ada di industri ini adalah karena film Jurassic pertama. Jadi, tekanannya datang dari dalam diri saya sendiri, juga karena saya ingin menghormati Spielberg,” tuturnya.

Kisah Emosional di Balik Layar

Musim panas tahun ini juga menandai rilisnya Rust, film yang penuh kontroversi setelah insiden tragis di lokasi syuting yang merenggut nyawa sinematografer Halyna Hutchins. Joel Souza, sang sutradara, sempat menolak menyelesaikan proyek ini karena trauma mendalam. Namun, atas permintaan keluarga Hutchins, ia memutuskan untuk menyelesaikannya.

“Saya awalnya enggan untuk kembali ke lokasi syuting, tapi kemudian saya merasa harus melakukannya,” ujar Souza, seperti dikutip dari Variety.

“Saya adalah orang yang hancur saat masuk dan hancur saat keluar. Tapi kru dan keluarga saya membantu saya melewati semuanya,” kata dia.

Souza juga bersikeras memilih sinematografer perempuan, mengajak Bianca Cline untuk menyelesaikan film sebagai bentuk perlawanan terhadap anggapan bahwa perempuan tak bisa menyutradarai film bergenre Western.

“Saya diberi tahu bahwa ‘perempuan tidak bisa syuting Western,’ dan saya pikir, ‘Kita buktikan bahwa mereka bisa,’” katanya tegas.

Dengan jajaran film yang kuat dan antusiasme para sutradara, musim panas 2025 bisa menjadi awal baru bagi kejayaan perfilman dunia.

“Semoga di akhir musim panas ini, orang-orang tidak lagi bicara soal krisis, tapi merasa kita sudah menemukan kembali semangat kita,” seperti yang dikatakan sutradara Joseph Kosinski.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |