TEMPO.CO, Jakarta - Deteksi hama dengan AI menjadi salah satu penerapan kecerdasan buatan dalam industri pertanian yang semakin berkembang. Algoritme pembelajaran mesin (machine learning) membantu petani mengenali dan mengatasi berbagai persoalan di lahan pertanian, termasuk penyakit tanaman, serangan hama, serta perubahan kondisi iklim yang dapat mempengaruhi hasil panen.
Pemanfaatan teknologi ini memberikan solusi yang lebih cepat dan akurat dibandingkan metode konvensional. Sistem berbasis AI mampu mendeteksi hama sejak dini, memungkinkan petani untuk mengambil tindakan sebelum serangan meluas. Dengan begitu, produktivitas pertanian dapat meningkat, sekaligus mengurangi penggunaan pestisida secara berlebihan yang dapat berdampak negatif pada lingkungan.
Deteksi Hama dengan AI Croptimus
Fermata, sebuah startup inovatif, memperkenalkan salah satu pemanfaatan teknologi itu lewat Croptimus, sebuah platform berbasis AI yang dirancang untuk membantu petani dalam mendeteksi hama dan penyakit tanaman secara lebih efektif. Seperti yang dilansir antara lain oleh developer.nvidia.com juga thomasnet.com, teknologi visi komputer yang ditenagai oleh machine learning memungkinkan sistem ini melakukan pemantauan tanaman selama 24 jam tanpa henti.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketika tanda-tanda awal serangan hama atau penyakit terdeteksi, petani segera mendapatkan peringatan. Dengannya, petani dapat mengambil langkah cepat untuk menangani masalah sebelum menyebar lebih luas.
Croptimus menggunakan data berkualitas tinggi untuk melatih perangkat lunaknya, sehingga dapat membedakan antara tanaman sehat dan yang berisiko dengan tingkat akurasi tinggi. Platform ini juga dilengkapi dengan analitik waktu nyata serta peta augmented reality 360 derajat yang beranotasi. Fitur yang terakhir itu memberikan laporan terkini tentang kondisi tanaman, memungkinkan petani mengambil keputusan berbasis data guna meningkatkan efisiensi pertanian mereka.
Teknologi yang Digunakan Croptimus untuk Menyelesaikan Permasalahan Petani
Fermata menggunakan PyTorch yang didukung oleh NVIDIA cuDNN untuk melatih modelnya pada perangkat lokal. Untuk melakukan inferensi, kombinasi komputasi cloud dan lokal dimanfaatkan, termasuk GPU NVIDIA T4 yang berjalan di AWS Cloud serta NVIDIA Jetson Nano yang telah dioptimalkan menggunakan NVIDIA TensorRT untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi pemrosesan.
Croptimus. Dok. Croptimus
Sistem Croptimus diklaim dapat diterapkan dalam berbagai skenario, baik di rumah kaca berskala besar maupun di lahan pertanian terbuka. Kamera pemindai dan analisis tanaman dapat dipasang di tiang tinggi, langit-langit rumah kaca, diintegrasikan ke dalam pesawat nirawak, atau dipasang pada robot bergerak yang secara berkala melintasi barisan tanaman untuk mendeteksi potensi ancaman.
Apakah AI di Industri Pertanian akan Menggantikan Peran Petani?
Keberadaan model AI tidak dimaksudkan untuk menggantikan petani, melainkan mendukung dan meningkatkan efektivitas kerja mereka. AI membantu mengarahkan alur kerja pertanian menjadi lebih terstruktur, sehingga petani dapat lebih fokus pada pengambilan keputusan berbasis data.
Dalam praktik pertanian tradisional, pengawasan tanaman sering kali dilakukan oleh pengintai terlatih yang bertugas memeriksa kondisi tanaman secara manual. Namun, tenaga ahli di bidang ini semakin langka, sementara biaya untuk menggunakan jasa mereka cukup tinggi. Selain itu, faktor kelelahan dapat menyebabkan kelalaian dalam mendeteksi hama atau penyakit, yang berisiko mengakibatkan penyebaran lebih luas dan kerugian besar bagi petani.
Petani menyemprotkan cairan pembasmi hama pada tanaman tomat di Kersik Tuo, Kayu Aro, Kerinci, Jambi, Ahad, 31 Mei 2020. Di Provinsi Jambi, hanya Kerinci yang masuk dalam daftar zona hijau. ANTARA/Wahdi Septiawan
Keunggulan lain dari teknologi ini adalah kemampuannya dalam mengidentifikasi dan menekan perkembangan hama serta penyakit sejak dini, yang pada akhirnya dapat mengurangi ketergantungan terhadap pestisida. Dampak positifnya tidak hanya dirasakan dari segi penghematan biaya bagi petani, tetapi juga dalam mengurangi risiko pencemaran lingkungan akibat residu bahan kimia pertanian.
Sebagai solusi, sistem AI seperti Croptimus bekerja secara otomatis dalam memindai potensi masalah. Ketika sistem mendeteksi tanda bahaya, peringatan langsung dikirimkan kepada petani, yang kemudian dapat melakukan pengecekan lebih lanjut dan mengambil tindakan sebelum kondisi memburuk. Pendekatan ini tidak hanya mengurangi kehilangan hasil panen, tetapi juga memungkinkan tenaga kerja manusia dialokasikan secara lebih efisien.