TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 1.023 Kepala Keluarga (KK) terdampak banjir di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, ini dampak banjir yang terjadi sejak Jumat, 25 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Banjir terjadi akibat hujan berintensitas tinggi yang menyebabkan meluapnya aliran sungai dan menggenangi 24 distrik,” kata Muhari dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 30 April 2025.
Direktorat Fasilitasi Penanganan Korban dan Pengungsi Kedeputian Bidang Penanganan Darurat dari BNPB menuju lokasi terdampak pada 1 Mei 2025, untuk melakukan pendampingan dan memberikan bantuan logistik penanganan darurat. Bantuan yang diberikan berupa matras 200 lembar, selimut 200 lembar, dan hygiene kit 100 set.
Kemudian ada bantuan jaket dewasa dan anak 200 buah, pakaian dewasa dan anak 200 stel, perlengkapan dapur umum 50 set, genset 2 unit, sepatu boot 200 pasang, jas hujan 200 buah, velbed 50 unit dan sembako 200 paket.
Muhari mengatakan Bupati Kabupaten Jayawijaya telah menetapkan status Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Tanah Longsor selama 14 hari. Jangka waktu terhitung mulai 25 April sampai 8 Mei 2025.
BNPB mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi bencana yang terjadi, seperti banjir, longsor, dan angin kencang. Masyarakat juga diharapkan tetap menjaga kebersihan lingkungan, memperkuat struktur bangunan, dan menyiapkan peralatan darurat.
“Penting bagi masyarakat untuk selalu memperhatikan informasi cuaca ekstrem serta mengikuti instruksi dari pemerintah setempat dalam menghadapi bencana,” ucap Muhari.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca di Kabupaten Papua Pegunungan akan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat pada 1 hingga 3 Mei 2025. Potensi hujan masih tetap ada meskipun saat ini dalam peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.
Kondisi cuaca ini dipengaruhi oleh keberadaan Bibit Siklon Tropis 99W di Samudra Pasifik utara Maluku Utara. Selain itu terdapat kombinasi Madden-Jullian Oscillation, Gelombang Kelvin, Gelombang Rossby Ekuator, dan Gelombang Low Frequency yang juga aktif di wilayah Papua.