TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Permata Tbk. (BNLI) mencetak pertumbuhan kredit sebesar 6 persen secara tahunan menjadi Rp 156 triliun sepanjang kuartal I 2025. Jumlah ini didorong oleh pertumbuhan kredit dari segmen korporasi yang tumbuh 7 persen menjadi 92,2 triliun, diikuti segmen komersial 5,3 persen dan konsumen 4,3 persen secara tahunan.
Pendapatan operasional sebelum provisi Bank Pertama juga meningkat 9,2 persen dan rasio NPL Gross atau kredit macet di level 2 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Utama Bank Permata Meliza M. Rusli mengatakan kinerja baik pada awal tahun ini menunjukkan kinerja perseroan berada di jalur yang tepat. Dia mengatakan manajemen tidak sekadar fokus pada pertumbuhan, tapi menciptakan nilai berkelanjutan.
“Kami akan terus memperkuat layanan dan digitalisasi, mendorong inklusi keuangan, serta meningkatkan produktivitas dan positivitas dalam organisasi agar Permata bank dapat terus relevan dan kompetitif di tengah perubahan yang begitu cepat,” kata Meliza dalam keterangan tertulis, Rabu, 23 April 2025.
Bank Permata kini juga mencatatkan Loan to Deposit Ratio (LDR) di level 83,1 persen, lebih tinggi dibanding posisi pada akhir kuartal I 2024 di level 82,0 persen. Total aset Bank Permata juga tumbuh sebesar 4,5 persen secara tahunan menjadi Rp 264,3 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu.
Unit usaha syariah Bank Permata juga membukukan pendapatan operasional sebelum provisi sebesar Rp 195,3 miliar atau tumbuh 6,7 persen secara tahunan. Capaian ini didukung dengan pendapatan setelah distribusi bagi hasil yang tumbuh 6,7 persen secara tahunan menjadi Rp 31,2 triliun.
Sepanjang 2024 lalu, Bank Permata juga mencetak laba bersih sebesar Rp 3,6 triliun dan pendapatan operasional sebelum provisi yang tumbuh sebesar 4 persen. Pencapaian ini ditopang oleh pengelolaan bisnis yang menerapkan digitalisasi di operasional bank.