Tunanetra Sampaikan Aspirasi soal Audio Deskripsi ke Menteri Kebudayaan

8 hours ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu aksesibilitas yang dibutuhkan penyandang disabilitas penglihatan atau tunanetra dalam mengakses informasi visual produk seni dan budaya adalah audio deskripsi. Guna menyampaikan aspirasi ini, yayasan pendampingan tunanetra, Mitra Netra, melakukan audiensi dengan Menteri Kebudayaan Fadli Zon.

Audiensi tersebut dilakukan pada Kamis, 24 April 2025.
Dalam audiensi tersebut, Mitra Netra diwakili oleh Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Arya Indrawati dan praktisi audio deskripsi Mila Kartina. Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Sabana amin juga ikut mendampingi proses audiensi tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kebutuhan penyandang disabilitas netra salah satunya adalah mengakses karya seni dan budaya, seperti film. Agar tunanetra dapat mengakses film sebagai bentuk produk seni dan budaya diperlukan akses berupa audio description,” tulis keterangan dalam akun Instagram Mitra Netra yang diunggah pada Sabtu, 26 April 2025.

Dari audiensi tersebut, Mitra Netra mengharapkan kebutuhan audio deskripsi pada setiap produksi film di Indonesia bisa menjadi perhatian.

Mila Kartina mengatakan dalam pertemuan selama satu jam itu, mereka menjelaskan soal audio deskripsi, baik dalam media audiovisual maupun fasilitas publik seperti museum. "Dan mengapa AD penting untuk tunanetra, serta bagaimana teknis pembuatannya,” kata dia melalui laman Facebook-nya, Sabtu.

Audiensi tersebut juga mengharapkan peran aktif pemerintah dalam mendukung pengadaan audio deskripsi di Indonesia. “Karena sesungguhnya pengadaan AD untuk media audiovisual dan fasilitas publik telah menjadi gerakan global,” kata Mila.

Audio deskripsi adalah narasi audio yang mendeskripsikan elemen visual penting dalam konten video atau media yang dirancang untuk membuat konten lebih mudah diakses oleh orang dengan gangguan penglihatan atau tuna netra. Deskripsi ini disisipkan selama jeda alami. Dalam audio Deskripsi, suara narator menjelaskan apa yang terjadi di layar, seperti tindakan, ekspresi wajah, kostum, latar dan perubahan adegan.

Deskripsi ini biasanya muncul saat  film tidak memiliki dialog antara pemeran, sehingga informasi berupa suara yang tidak muncul di dalam film dapat diakses oleh penyandang disabilitas penglihatan atau tunanetra. Deskripsi audio bertujuan untuk memberikan informasi tentang konten visual yang tidak dapat diakses hanya melalui audio.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |