TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Juri Ardiantoro mengatakan video monolog Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka merupakan caranya berkomunikasi dengan masyarakat. Komunikasi itu dilakukan untuk menyampaikan program-program pemerintah.
"Wapres, menteri, dan seluruh pejabat lain punya kepentingan untuk menyampaikan hal-hal yang perlu diketahui masyarakat. Baik mengenai program-program pemerintah maupun hal-hal penting yang ingin disampaikan kepada publik," kata Juri usai mengikuti Halal Bihalal Ikatan Keluarga Besar Tegal dan Bahari Ayu (IKBT-BA) di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Ahad, 27 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Juri mengatakan ada banyak model komunikasi pejabat kepada publik. Namun, Juri tidak menjelaskan berbagai macam model itu. Dia hanya mengatakan apa pun bentuk komunikasinya, masyarakat menangkap pesan yang ingin disampaikan pejabat.
"Masyarakat tidak mendapatkan informasi yang dikloning. Sehingga tidak mendapatkan informasi yang sudah bias dan tidak benar, " kata Juri.
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka sebelumnya menyampaikan pandangannya mengenai peluang bonus demografi yang akan dihadapi Indonesia dalam satu dekade mendatang melalui sebuah video yang diunggah oleh Sekretariat Wakil Presiden, Senin, 21 April 2025. Video berjudul "Giliran Kita" itu menyoroti potensi besar yang dimiliki bangsa Indonesia jika mampu memanfaatkan keunggulan jumlah penduduk usia produktif secara maksimal.
Dalam video berdurasi sekitar dua menit tersebut, Gibran menegaskan bahwa periode antara 2030 hingga 2045 akan menjadi masa yang sangat menentukan bagi Indonesia. Ia menyebut pada periode tersebut, sekitar 208 juta penduduk Indonesia akan berada dalam usia produktif.
Bonus demografi ini, menurut Gibran, merupakan momentum strategis yang tidak akan terulang kembali dan harus dimanfaatkan untuk membawa Indonesia menuju kemajuan yang berkelanjutan.
"Ini adalah giliran kita. Giliran generasi muda Indonesia untuk mengambil peran, untuk menjadi pelaku utama perubahan, dan untuk menentukan arah masa depan bangsa," ujar Gibran dalam narasi videonya.
Ia menyampaikan bahwa keberhasilan dalam memanfaatkan bonus demografi bergantung pada sejauh mana generasi muda mampu menunjukkan kesiapan dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Di antaranya adalah isu perang dagang, ketegangan geopolitik, krisis iklim, hingga perkembangan teknologi yang pesat seperti kecerdasan buatan (AI).
Alih-alih menuai tanggapan positif, video bertajuk Generasi Muda, Bonus Demografi dan Masa Depan Indonesia tersebut justru banjir respons dislike atau tidak suka.
Berdasarkan pantauan Tempo melalui situs peninjau respons dislike, Dislikeviewer.com, video yang ditonton lebih 1 juta kali itu mendapatkan sedikitnya 133,8 ribuan dislike per Kamis, 24 April 2025. Jumlah ini jauh lebih banyak dibandingkan dengan respons suka atau like-nya yang mencapai 95 ribu.